Minggu, 02 Januari 2011

Tragedi di Pulau seceng

Tahun 2010 akan segera berlalu, tahun 2011 akan segera tiba. Ada banyak hal yg baik dan buruk terjadi sama gue di tahun ini. Jujur aja this is not my best year. Banyak kegagalan dan kesialan yg harus gue hadapi, tapi banyak juga pengalaman baru yg seru dan menakjubkan yg gue dapatkan.
Whatever happen to us, life must goes on.
Kita sebagai manusia tidak bisa melawan takdir Tuhan. Cukup berusaha, berdoa dan pasarah padanya, dan hidup akan terasa menyenangkan.
Dimulai dari perkenalan pada suatu trip, maka kami memulai trip akhir tahun ini. Ide awalnya sih bukan dari gue. Gue cuma bintang tamu dadakan aja. Berawal dari bbm mba octa, nanya rencana tahun baruannya, terus diajak kemping ke pulau seribu. Tanpa tau apa2 dan tanpa banyak tanya, gue langsung mengiyakan ajakan itu.
Dan akhirnya dimulai lah petualangan kami, Rika (wanita tangguh), Octa (wanita ceria), Ilham (pria santai), Dikri (pria polos) dan gue sendiri Dita (wanita yg punya pesona kayak Angelina Jolie….wakakaka….dilarang protes!!!!)
Pada trip sebelumnya kami sudah cukup dekat, mungkin trip kali ini makin mempertegas kepribadian kami masing2. Dari hari pertama kita ketemuan, ketauan lah kalo mba octa itu takut kecoa, Rika tidurnya heboh, Ilham itu dari dulu kayak lokomotif kereta alias gak berenti2 ngerokok. Dan di trip kali ini Ilham sering banget ngomong “santai”, “kalem” dan bener2 petualang sejati. Oh iya satu lagi personil kita yg belom gue certain. Dikri….. pemuda 20 tahun yg berasal dari Karawang. Dikri itu lugu, polos, dan selalu jadi bahan ceng2an anak2. Tetapi Dikri adalah cowo yg kuat, perkasa dan sakti….hmmm kita liat aja nanti…..


Day 1. Meeting point  kita adalah kos mba Octa yg terletak di Tanjung Duren Jakbar. Rika janjian sama Dikri di Trakindo. Disinilah keperkasaan Dikri diuji. Dikri terpaksa bawa cariel nya Rika yg beratnya minta ampun, berisi pakaian dan perlengkapan nenda. Tapi Dikri bisa melalui cobaan ini dengan sukses….selamattttt. Sedangkan Ilham dtg dari Bekasi, sempet nyasar turunnya kejauhan sampe di UNTAR, akhirnya dia harus puter balik lagi. Dan gue dtg dari Kalibata naek motor andalan gue.
Awalnya kita berlima pengen nyobain es pisang ijo dkt kos, tapi sayang es nya tutup. Kita pun makan di restoran sebelahnya, trs balik ke kos mba octa. Kepanikan pun terjadi manakala kecoa terbang di hadapan kita. Jam 12 kita mulai tidur. Ilham tidur sama Dikri. Malam2 di mukanya Ilham nemploklah seekor kecoa imut yg membuyarkan tidur lelapnya si Ilham.

Day 2.Jam 4 pagi kami bangun, beli sarapan, kemudian menuju ke Muara Angke. Di Muara Angke terlihat banyak sekali orang2 yg mau liburan.


Jam 9 kapal kami mendarat ke pulau tidung. But its not our destination, kami cuma transit dan melanjutkan perjalanan ke pulau pramuka. Yesssss, jam 10 kita sampai di pulau pramuka. Kami pun mulai berkeliling pulau mencari rumah Pak Sarmidi yg katanya nyewain snorkel dengan harga murah.
Sebelum snorkeling kami sempet muter2 ngeliat penangkaran penyu. Menurut gue sih gak banyak yg berubah, masih seperti dulu waktu gue ke pulau ini. Jam 12 kita mulai snorkeling. Disinilah awal mula tragedy yg menyebabkan judul tulisan ini menjadi ”Tragedi di pulau seceng”. Padahal awalnya judul tulisan ini adalah “Penataran Dikri sebagai Petualang Baru”, sayangnya Dikri belum lulus penataran nih, lantaran masih banyak tidur sama ngambeknya :b



Saat memutuskan untung snorkeling di pulau pramuka, entah kenapa mental gue ciut ke titik nol. Padahal this is not my first time snorkeling¸and I have been here before. Dengan mental ciut gue nyebur ke dalam air laut yg asin itu, dan bodohnya badan gue gak bisa ngambang, padahal udh pake lifevest dan fin. Ini semua karena mental dan otak udah takut duluan, jadi semua anggota tubuh gak bisa diajak kompromi buat snorkeling. Tiba2 aja gue ngerasa mau tenggelam, mana alat snorkel kemasukan air, jadi gak bisa napas, terus air laut yg super asin masuk ke mulut, hidung dan tenggorokan. Dengan muka panik kayak orang mau mati gue berteriak2 minta tolong sama Dikri. Dikri pun menjadi penyelamat hidup gue. Keadaan panik dan aksi penyelamatan Dikri menyebabkan selang snorkel gue lepas dari kacamatanya. Gaswat! Ilham bilang kalo ilang gue harus ganti. Akhirnya dengan kesaktiannya Ilham berenang di sekeliling gue buat nyari selang yg ilang itu. He got it finally!!! Yeahhhh Ilham and  Dikri many thanks to you bro…..
Dalam keadaan gue yg masih panik, muka stres, badan gak bisa juga diajak ngambang, boro2 berenang, gue cuma bisa ngomel2 sama kebodohan gue sendiri. Tiba2 dari kejauhan gue ngeliat mba Octa lagi ketawa sama Rika, tapi tunggu dulu….ada yg aneh. Oh Gosh! Gigi depan dia gak ada alias COPOT……………waks
Gue langsung teriak, “mba, itu giginya copot ya?” dengan muka panik, mau nangis dia teriak2… gimana gak stress kalau gigi andalan kita buat gigit terus copot, mana copotnya yg di depan pula, bener2 merusak kecantikan!
Kami memutuskan utk naek dan menghentikan snorkeling di tempat ini. Kami memanggil Ilham yg lagi asik berenang, dari kejauhan kami bilang kalau gigi mba octa copot… “Apa??” antara bingung, kasian dan pengen ketawa Ilham menatap wajah mba Octa. Dia stress karena dikiranya disuruh nyari gigi yg copot… ampe manula juga gak bakal nemu deh :-D
Dan kisah inilah yg kami sebut “Tragedi di pulau seceng”
Tragedi ini yg menyebabkan tawa ceria mba Octa pudar, sifat narsis mba Octa jd berkurang, kalaupun difoto dia Cuma bisa senyum penuh pilu. Tak ada lagi senyum ceria dan tawa renyang dari bibirnya yg aduhai……. ^_^
Sore hari kami memutuskan untuk snorkeling di pulau karya. Kali ini gue gak akan ngulangin kesalahan kayak tadi. Gue bisa berenang dengan bebas. Ikan2 di pulau ini tuh lucu2 dan bagus2. Mostly yg bagus itu ngumpet di pinggir jembatan atau di bawah batu. We took many pictures here…..
Awalnya kami mau nenda di pulau ini, tapi melihat keadaan sekitar kami membatalkan niat tersebut. Pulau ini tuh sepi bgt, isinya rumah2 dinas polisi yg kosong, banyak kuburan, dan jarang ada yg nginep disini. Kebayang gak sih kalo nenda trs tahun baruan di pulau ini, pasti garing bgt. 






Jam 7 malam kita mulai memasang tenda di dekat laut. Kali ini Rika si wanita perkasa memberikan pelatihan masang tenda buat Dikri. Dikri pun memperhatikan dengan sesama. Tapi yg banyak bekerja adalah Ilham. Lulusan dari trip papandayan ini sekarang udah jago, secara doi udah sukses melakukan solo ekspedisi keliling jawa-bali selama 1,5 bulan dgn modal Cuma 1,7 juta saja…… wahhhh….I R I sama Ilham >_<
Tapi ada satu kejadian yg harus disyukuri Ilham. Di trip kali ini dia dapat telpon buat wawancara kerja di Prudential Tower. Maka cewek2 super bawel ini mulai memberikan nasehat kepadanya, bahwa Ilham yg sekarang lebih hitam harus cukur kumis ama jenggot, luluran ama maskeran biar putihan dikit…hihihi.
Tenda pun selesai dipasang seadanya, tanpa bikin parit, tanpa naburin garem bahkan pasak pun gak semuanya nancep ke tanah. Ini karena struktur tanah yg keras dan berbatu sehingga kami susah masang pasaknya. Jam 9 acara masak2 pun dimulai. Rika dengan peralatan perangnya mulai mempersiapkan makanan. Makanan kami kali ini cukup mewah. Nugget, sosis, mie, bakso dan segambreng makanan dan minuman tersedia. Tetapi…. Ada satu hal yg menyebalkan… si Dikri tidur gak bangun2. Berkali2 dibangunin tapi ttp tidur lagi.
Jam 12 kami semua membakar kembang api, air mancur dan petasan yg berwarna-warni. Suasana di pulau pramuka pada malam tahun baru juga mirip seperti di tempat lain. Banyak orang yg bakar petasan dan kumpul malam2. Happy New Year.
Setelah puas ngeliat kembang api. Kami pun tidur di dalam tenda. Jam 4 pagi, gue ngerasa kalau angin bertiup kenceng bgt, ngerasa takut kalau2 tendanya roboh. Setelah angin dtg mengganggu tidur kami, lalu datanglah petir ditemani awan kelabu dan diakhiri dengan hujan yg sangat deras. Tenda mulai basah. Kami mulai terbangun. Syukurlah hujan berlangsung hanya sebentar.




Day 3. Jam 5.30 kami mengungsi ke masjid utk solat dan membasuh muka. Trip kali ini cukup mengesankan, karena masing2 personil gak meninggalkan solat…Alhamdulillah. Suasana kekeluargaan dan saling menjaga pun sangat terasa.
Jam 7 pagi kami mulai memasak sarapan. Menu sarapan kami adalah mie rebus pake bakso dan sosis, serta roti. Ada juga minuman nata de coco, nutrisari dan kopi. Maka seperti pengungsi perang yg kelaparan kami mulai menyantap makanan bersama2. Dikri yg selalu jadi bahan ceng2an ngerasa bahagia kali ini. Karena dia bisa puas godain mba Octa yg giginya bogang. Kami semua awalnya gak tau arti bogang, kata mba Octa bogang artinya copot satu. Sementara Rika dan mba Octa asik memasak, si Ilham sibuk nyari WC buat buang hajat….
Jam 10 kami nyebrang ke Nusa keramba sambil nunggu kapal pulang dari Muara angke. Ikan di tempat ini bagus2. Pemandangannya juga cantik. Kami melepas lelah di sisi pantainya yg asri. Ilham pun akhirnya menemukan WC. Mba Octa masih sibuk dengan kerinduan pada giginya. Rika tetep aja berperan sebagai mentor yg galak buat Dikri.
Jam 1 siang kapal dari Muara angke datang, kami pun berebut posisi. Akhirnya kapal sampai di Jakarta tepat pukul 4 sore, dan kami pun tiba dengan selamat. Inilah liburan singkat kami. Thank you very much Rika, Dikri, Ilham, Octa. Cerita ini adalah kisah nyata, mohon maaf jika ada pihak2 yg tersinggung. Selamat tahun baru. Sampai jumpa di trip lain.


1 komentar: