Jumat, 24 September 2010

Eksplorasi alam Indonesia (next trip: Bromo-Sempu)

I would like to travel again.
Next november I am going to Bromo Mountain and Sempu Island in Malang.....

Lets having backpacker



siapa yang berminat dan mau join backpackeran hubungi saya ya




Kamis, 23 September 2010

Rainbow in The Green Canyon (about Adventure, Love and Friendship)

Hai......... aku Dita.
Ini adalah posting pertama tentang petualanganku mengelilingi alam Indonesia. Sebenarnya aku sudah lumayan sering menjelajah kecantikan alam Indonesia. Rasanya senang sekali bisa mengeksplorasi hutan, gunung, laut, pantai dan pulau.


Petualangan kali ini cukup mengesankan. Sebuah perjalanan singkat selama tiga hari yang berbuah persahabatan, cinta, pertemuan dua saudara kembar (yg telah lama terpisah), kisah lucu, dan penyakit gatal-gatal...... ^_^


Semuanya berawal dari keinginanku untuk berpetualang bersama temanku Rika. Kami merencanakan untuk travel ke Surabaya-Malang-Bromo. Kemudian rencana ini buyar seiring dengan mengempesnya kantong kami....hihihi.


Setelah browsing di dunia maya, Rika menginformasikan aku tentang adanya rencana trip ke Pangandaran-Green Canyon sehabis lebaran di http://backpackerindonesia.com/node/470?page=1. Di website itu seorang pemuda brondong bertampang "dewasa" dengan nickname Biru Langit mengkoordinasi orang-orang yang mau ikut trip ke Pangandaran tersebut.


Perjalanan dilaksanakan tanggal 17 September 2010. Kami berkumpul di Stasiun  Kota jam 19.00 WIB.
Aku datang kesana bersama temanku Nurul, dan Rika mengajak temannya Febri. Awal mulaku berkenalan dengan anggota backpacker yang lain sejujurnya aku agak grogi. Aku bingung melihat wajah-wajah asing duduk bergerombol di depan loket stasiun Kota macam TKI mau dikirim ke Saudi.....hehehe.


Tiba-tiba datanglah seseorang berjaket cokelat, dengan ransel warna biru tua, topi plus kacamata hitam. Semua orang saling menebak siapakah gerangan dia? Apa jenis kelaminnya?
Namun, ketika dia bersuara barulah ketauan kalo dia seorang perempuan bernama Ruby.

Sebuah perkenalan singkat pun dimulai. Trip backpacker kali ini diikuti oleh 18 orang peserta: Dikri, Abe, Dita, Rika, Febri, Nurul, Dian, Nurman, Sita, Ruby, Ilham, Erni, Roma, Rindang, Adi, Fitri, Inge dan Octa.


Harga tiket untuk kereta ekonomi menuju Banjar adalah Rp.20.000,-. Kereta kami yang bertujuan ke kota Banjar seharusnya berangkat pukul 20.25, namun kereta terlambat dan baru berangkat pukul 21.30. Di dalam kereta pun terjadi banyak kehebohan. Berkali-kali kami berpindah gerbong dan kursi, mencari posisi yang paling nyaman.


Kereta tiba di Banjar pukul 05.30 pagi. Kemudian kami mencarter mobil elf untuk mengantar kami ke Pangandaran. Ternyata perjalanan dari Banjar ke Pangandaran cukup jauh. Kami menempuh waktu kurang lebih 3 jam. Selanjutnya seorang teman backpacker bernama Ervin alias Bagus menjemput kami dengan mobil pick up menuju ke rumahnya. Di mobil pick up ini pun kami harus ditempa kesabarannya menghadapi suasana sempit, panas dan jalanan penuh batu.

Akhirnya pukul 10.00 WIB, kami tiba di rumah Bagus. Beberapa orang berganti pakaian dan beberapa orang mengisi perut kosongnya. Sang ketua bernama Dikri dan bendahara bernama Dian mengumpulkan kami semua untuk rapat bersama. Dalam rapat itu diputuskan bahwa kami akan patunga sebesar Rp.155.000,- untuk keperluan perjalanan.


Pukul 11.30, kami memulai perjalanan ke pantai Karang Tawulan. Lokasi pantai ini cukup jauh dari rumah Bagus (kurang-lebih 1,5 jam). Dalam keadaan panas dan pegal, kami mulai menikmati kebersamaan kami.


Setelah menempuh perjalanan yang penuh batu dan gejolak, akhirnya kami tiba di pantai Karang tawulan yang luar biasa indah. Banyak karang di sisi-sisi pantai. Pantai Karang tawulan belum terlalu ramai. Namun keindahannya terusik oleh coretan-coretan nakal manusia yang tidak bertanggung jawab. Kami pun memanfaatkan lokasi ini untuk berfoto bersama.






Beberapa orang mengambil foto berdua. Coba perhatikan yang ini:



Pasangan pertama (yang di atas) Dikri-Dian. Sampe sekarang belum jelas statusnya karena digosipkan terlibat cinta segi empat Erni-Dikri-Dian-Nurman.
Cinta memang rumit kawan. Sepanjang trip mereka berempat habis-habisan jadi bahan ceng-cengan. Untungnya sih mereka tabah menghadapi cobaan yang datang menerpa.


Pasangan kedua (foto yang bawah) Rika-Adi. Semuanya berawal dari tegur sapa Adi di mobil elf. Ternyata Rika adalah adik kelas Adi sewaktu kuliah. Maka dari situlah dimulai usaha pendekatan Adi pada Rika. Bagaimana kisah selanjutnya? Hanya Tuhan yang tau......hihihi.


Kalau yang ini maksudnya apa ya?

Kasian ya ada artis korengan......hahahahahaha....


Setelah berpose berbagai macam gaya, perut kami mulai keroncongan. Kami pun mengisi perut dengan makanan seadanya. Di sebuah warung kecil aku memilih makan nasi pake karedok sama bakwan (karena adanya cuma itu doang). Beberapa teman makan mie instan pake bakso dengan rasa yang ala kadarnya.


Perjalanan pun berlanjut ke tempat yang paling kami damba-dambakan "Green Canyon". Syukur Alhamdulillah, puji Tuhan. Cuaca kali ini sangat cerah. Tidak ada hujan dan angin besar. Maka perjalanan menuju Pangandaran pun berjalan dengan antusiasme yang tinggi.


Setelah menempuh perjalanan hampir 2 jam dari Karang tawulan menuju Green Canyon, akhirnya kami tiba juga. Tiket masuk Green Canyon harganya Rp.75.000,- per perahu. Ibu bendahara dian yang berbaju kuning mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar tiket. Tidak pernah lupa jiwa narsis kami bergejolak, maka dimulailah aksi foto-foto bak model papan atas.


Untuk mengelilingi Green Canyon, kami harus menempuh perjalanan air dengan menaiki sebuah perahu. Sebuah perahu dapat menampung lima orang peserta dan dua orang awak pengemudi. Disinilah perjalanan spektakuler itu dimulai. Melihat indahnya Green Canyon, rasanya hatiku mau meledak. Subhanallah, Maha suci Allah yang telah menciptakan keindahan pada alam ini. Dan bersyukur sekali kami semua karena hari itu tidak turun hujan. Air Green Canyon yang berwarna hijau, dikelilingi oleh karang-karang, tanaman-tanaman  dan hewan-hewan kecil sungguh bagus sekali.



Lihatlah foto kedua.... ada pelangi....... ^_^
Pelangi di sisi karang Green Canyon indah sekali. Siluet warna-warni dikelilingi percikan air menambah eksotisnya panorama Green Canyon.
Untuk bisa sampai ke bagian puncak Green Canyon, kami harus berenang. Sejujurnya aku sama sekali gak bisa berenang. Dengan penuh rasa nekat dan penasaran tingkat tinggi, maka aku mencemplungkan diriku ke dalam air. Rasanya dingin sekali. Pelampung yang aku pakai di tubuhku, membuat aku mengambang di air dan terseret arus air yang cukup tenang di awal. Namun semakin jauh berenang, semakin deras arus airnya dan semakin sulitlah perjuangan kami. Dengan berpegangan pada tali dan karang, kami berjuang untuk sampai ke puncak.


Perjuangan sampai ke puncak berbuah hasil yag menyenangkan. Rasanya nikmat sekali bisa sampai di batu karang yang tertingi, melihat air terjun, karang-karang dan arus yang deras dari ketinggian. Tidak lupa kami berfoto bersama.




Perjalanan kembali ke tempat awal ke Green Canyon tidak semudah yang kuduga. Di awal tubuh kami melayang, hanyut terbawa aliran air. Ketika arus semakin deras, tubuhku tertabrak batu karang yang besar hingga mengakibatkan luka kecil dan rasa nyeri di bagian betis. Penderitaan tidak berhenti sampai disini saja kawan, ketika sampai di batu karang tiba-tiba seseorang mendorongku ke arus deras. Dalam posisi yang tidak bagus, tiga kali aku timbul tenggelam dalam air. Beberapa kali air masuk ke dalam tenggorokanku dan rasanya sakit sekali. Aku hampir kehabisan nafas, lemah dan tidak bisa beranang. Maka, aku berteriak minta tolong pada orang terdekatku. Untunglah, aku selamat......

Setelah selesai mengarungi Green Canyon, beberapa orang dari kami mengalami musibah. Di tubuhnya ada banyak bentol dan memar berwarna merah yang katanya gatal sekali. Sungguh kasiaannnnnnn......

Puas menjelajah Green Canyon, selanjutnya kami menuju ke pantai Batukaras. Pantai Batukaras sebenarnya indah, namun terlalu banyak orang. Ada yang bermain surfing, main pasir di pantai, atau sekedar duduk-duduk saja sambil makan jagung manis. 



Setelah puas berfoto-foto, kami pulang kembali ke rumah Bagus. Alhamdulillah menemukan orang seperti Bagus dan keluarganya, yang mau memberi tumpangan rumah dan makan....... Sampai di rumah Bagus, ibunya sudah menyiapkan makanan. Menu makanan kali ini adalah nasi, sayur sop, sambel terasi, tempe, timun dan kerupuk. Rasanya menyenangkan bisa makan bersama-sama.

Di rumah Bagus menjelang malam hari, hubungan kekeluargaan kami semakin erat. Mandi, makan dan tidur bersama seperti orang yang sudah kenal sekian tahun, padahal baru dua hari saja.  Seperti niasa kami selalu mendokumentasikan setiap momen, termasuk adegan ranjang antara Dikri-Nurman dan gadis-gadis manis berikut ini: 


Ada juga artis ibukota kita Febri Tropika yang selalu saja kelaparan. Kalau kata Abe, Febri ikut trip cuma modal lucu doang. Soalnya dia gak bawa bekal makanan sama sekali. Akibatnya setiap saat dia akan minta makanan orang-orang sambil meratapi kakinya yang penuh bentol-bentol merah......


Malam semakin larut, kami pun melepas lelah. Kami merencanakan untuk bangun di pagi hari dan melihat sun rise di pantai Batukaras. Semua orang mulai mengisi pos masing-masing. Ada yang tidur di kamar Bagus, ada yang tidur di ruang tengah dan ada yang tidu di ruang tamu. Dan yang paling tidak sopan adalah artis Febri Tropika, karena dia tidur sendirian di atas kasur yang nyaman, di kamar adikknya Bagus....... Dasarrrrr

Semua orang memasang alarm pukul 04.00 pagi, berharap bisa melihat sun rise sekitar jam 05.00 pagi. Maka ketika alarm bunyi, beberapa orang terbangun dan pergi mandi. Erni.............dia bangun jam 04.00, lalu mandi 10 menit kemudian. Bisa dibayangkan dong alangkah niatnya. Ada juga yang mandi jam 04.30. 
Setelah menunggu sampai jam 06.00, hujan yang turun sejak tadi malam tak jua reda. Maka kami memutuskan untuk nonton tv, ngobrol, ada juga yang tidur lagi.

Acara foto-foto pun dimulai lagi, berbagai gaya dan lokasi. Mulai dari kamar, ruang tamu sampai teras.




Hai kawan, lihatlah foto berikut.... Akhirnya setelah berpisah sekian lama, aku menemukan saudara kembarku Sita....... Sungguh sangat mengharukan menemukan saudara kembar yang telah dipisahkan oleh orang jahat, yang berniat merebut harta warisan orang tua kami....hiks hiks  (#sinetron mode:on)

dita-sita..... mirip ngga?????

Pukul 10.00 kami melanjutkan perjalanan menuju pantai Batu hiu. Pantai ini cukup menarik, banyak pengunjung dan bagus buat foto-foto. Teteuppp narsiiiiisssss





Di pantai Batu hiu, akhirnya aku berhasil memenuhi hasratku untuk minum es kelapa muda......yessss!!!!!!!!!!
Rasanya seger banget, minum es kelapa muda, rujak bebek, ambil makan kerupuk.
Selanjutnya kami melanjutkan perjalanan menuju Pangandaran. Suasana pantai Pangandaran kali ini sangat ramai, banyak pengunjung dan pedagang. Kami mengisi perut terlebih dahulu sebelum memulai petualangan disini.


Kami memilih untuk berlayar menuju pasir putih, dengan menaiki dua kapal yang berbeda, kami menerjang ombak Laut Selatan. Di sepanjang pantai terlihat banyak wisata alam yang sangat menarik dan penuh mitos. Ada goa sarang burung walet, penangkaran telur penyu, ada patung petapa, dan cerita mistik yang penuh misteri. 
Gelombang laut sangat deras, beberapa kali aku dan Sita berteriak histeris dan gemetaran. Rasanya lebih ngeri dibandingkan naik wahana arum jeram yg ada di Dufan. Tetapi tetap saja narsis kalo ada kamera yang mengarah pada kami.




Sesampainya di pasar putih, kami langsung meletakkan barang-barang bawaan kami. Hamparan pasir putih sungguh cantik. Niat snorkling sangat menggebu-gebu, namun apa daya waktu sangat terbatas. Akibatnya kami hanya bisa mengkhayal bersnorkling riaaaaaaa....huahhhhh


Petulanganan pun dimulai. Kali ini kami akan berkeliling taman wisata Pangandaran. Di awal perjalanan kami sudah disuguhi pemandangan kawanan monyet yang sedang berperang memperebutkan daerah kekuasaan. Monyet-monyet ini cukup galak. Mereka tidak segan-segan mencuri sesuatu yang dipegang oleh pengunjung.


Perjalanan dimulai dengan menelusuri hutan yang mempunyai kelembaban cukup tinggi, jalan cukup datar, sedikit becek, ada sungai kecil di kanan dan kiri. Jenis flora nya cukup beragam, didominasi oleh jati, cendana dan sejumlah rotan. Ada beberapa hewan yang dilindungi misalnya kera putih, lutung dan kijang.




Perhatikan foto yang di atas, kasian betul ya orang itu........huahahahaha..... ruby ruby

Kemudian tour guide membawa kami menuju Batu kalde. Disana terdapat sebuah makam dan artefak yang entah apa namanya. 


Selanjutnya kami menuju ke goa panggung yang bentuknya mirip panggung. Di dalamnya terdapat banyak stalaktit dan stalakmit yang berumur ribuan tahun. Di atas panggungnya ada makam (kalo ngga salah ajudannya Nyi Roro Kidul).





Perhatikan gambar yang paling bawah, rupanya ada titisan Nyi Roro Kidul dalam rombongan kami...... ehmmmmmmmm........ takuttttttttttt

Selanjutnya kami menuju goa miring. Di dalam goa miring banyak stalaktit dan stalakmit. Ada yang bentuknya macam pocong. Serem banget.....!!!! Ada stalaktit bentuknya organ kelamin pria dan wanita (katanya kalau meluk itu bisa dapat jodoh), ada yang bentuknya mirip onta dan paha ayam. Kami juga sempat bertemu dengan landak (hewan yang bertubuh penuh duri).



Akhirnya perjalanan menelusuri goa-goa di Pangandaran usai sudah. Kami pun mempersiapkan diri  untuk pulang menuju terminal Pangandaran.


Perhatikan gambar berikut:

Ini Nurman, menggendong ransel kesayangannya, dan kemanapun dia melangkah dia selalu menjinjing tasnya Dian.... What do you think about that? Padahal tas jinjingnya Dian itu ngga berat kok. Tapi sepertinya Nurman ngga mau membiarkan Dian, gadis pujaannya kecapean gara-gara nenteng tas......hihihi....
So sweet
Ti pat kai says: Beginilah cinta deritanya tiada akhirrrrrr 

Di terminal Pangandaran kami memisahkan diri. Dikri, Erni dan Fitri berangkat menaiki bis tujuan Karawang-Cikarang. Ilham naik bis ke Bekasi sendirian. Sedangkan aku, Rika, Nurul, Sita, Dian, Nurman, Okta, Inge, Adi, Abe, Roma, Rindang dan Ruby naik bis tujuan Kampung Rambutan. Harga tiketnya fantastis Rp.100.000,- per orang.


Di dalam bis kehebohan tetap berlanjut, kami masih saja menjadi manusia-manusia berisik, bermulut toak, tak tau malu. Kegilaan kami sepertinya membuat penumpang lain jengkel, tapi kami sama sekali tak peduli. Kehebohan ini dimulai tak lain dan tak bukan karena gosip cinlok Adi-Rika dan pasangan Dian-Nurman.
Adi selalu berusaha mendekati Rika. Sementara Nurman menunjukkan cinta sejatinya pada Dian dengan cara menjinjing tas Dian kemana pun Dian pergi dan duduk di depan bangku Dian.

Ada lagi gosip Abe-Febri. Sebagai sesama orang Batak, kayaknya Abe-Febri cocok juga tuh.... Tapi Abe menolak keras dugaan tersebut, katanya dia udah sold out........ (#sok laku bgt sih).
Saat malam semakin larut, semua orang pun tidur. Saat kami terbangun, yang terlihat adalah pemandangan perubahan posisi. Rika dan Adi yang tadinya duduk sendiri-sendiri sekarang sudah duduk berduaan. Begitu pula dengan Dian dan Nurman. Entah apa yang terjadi malam itu (hanya Tuhan yang tau).

Saat jam menunjukkan pukul 04.30, kami tiba di terminal Kampung Rambutan, kemudian masing-masing memisahkan diri. Dan berakhirlah trip Pangandaran-Green Canyon kali ini.

Trip boleh berakhir, tapi pertemanan kami masih berlanjut. Kami tetap menjalin hubungan di dunia maya. Dari mulai hari senin sejak kepulangan kami dari trip, Facebook lah yang menjadi ajang kami berkumpul. Ratusan notifikasi kuterima berisi tag-tag foto, komen-komen gokil dan message Dian soal laporan keuangan yang kemudian berkembang jadi ajang cengp-cengan dan saling ngeledek......

Ahhhhhhhhhhhhh seru sekali
What a wonderfull adventure with you guys, I wont forget it........ ;-)


T H E   E N D