Selasa, 19 Juli 2011

Bercengkrama dengan Pesona Karimun Jawa

Liburan kali ini saya merencanakan untuk mengikuti trip bersama komunitas Backpacker's Indonesia (BPI) menuju ke Karimun Jawa. Sebenarnya sudah sejak lama saya merencanakan pergi ke tempat yang terkenal dengan keindahan lautnya ini. Beruntunglah saya mendapat undangan event dari BPI menuju Karimun Jawa, karena di samping biayanya lebih terjangkau, saya pun sudah familiar dengan teman-teman dari BPI.

Karimunjawa adalah kepulauan di Laut Jawa yang termasuk dalam Kabupaten JeparaJawa Tengah. Dengan luas daratan ±1.500 hektare dan perairan ±110.000 hektare, Karimunjawa kini dikembangkan menjadi pesona wisata Taman Laut yang mulai banyak digemari wisatawan lokal maupun mancanegara. Sejak tanggal 15 Maret 2001, Karimunjawa ditetapkan oleh pemerintah Jepara sebagai Taman Nasional. Karimunjawa adalah rumah bagiterumbu karang, hutan bakau, hutan pantai, serta hampir 400 spesies fauna laut, di antaranya 242 jenis ikan hias. Beberapa fauna langka yang berhabitat disini adalah elang laut dada putihpenyu sisik, dan penyu hijau (http://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Karimunjawa).

Perjalanan kami dimulai pada tanggal 25 Juni 2011. Kami berkumpul di terminal bus Pulogadung pukul 16:00. Kami akan berangkat menuju kota Jepara menggunakan bis Shantika, dengan harga tiket sebesar Rp.120.000/orang. Setelah menunggu sekian lama akhirnya bus berangkat pada pukul 17:30. Bus Shantika ini tergolong bagus, nyaman, dilengkapi dengan AC, toilet dan selimut di setiap kursinya.

Pukul 06:00 pagi kami tiba di kota Jepara, bus mengantar kami sampai pelabuhan Jepara. Di pelabuhan kami sempat beristirahat, sarapan pagi dan sholat. Kemudian kami melanjutkan perjalanan dengan menaiki kapal KMP Muria sekitar pukul 08:00 menuju ke Karimun Jawa. Situasi di kapal KMP Muria sungguh sangat ramai. Rombongan kami terpaksa duduk di bagian atas dek kapal dengan kondisi saling berhimpitan. Pukul 16:00 kami tiba di pulau Karimun Jawa. Dari dermaga kami masih harus berjalan beberapa kilometer menuju penginapan.


Setelah beristirahat, maka dimulai lah acara malam pertama di Karimun Jawa. Acara ini diisi dengan pembukaan oleh koordinator trip, yaitu: Erika dan Indah. Selanjutnya diadakan acara perkenalan masing-masing peserta. Peraturan dari koordinator kami mengharuskan kami harus mengenal minimal 10 orang peserta di hari pertama, dan selanjutnya harus menghapal keselurahan peserta yang berjumlah 32 di akhir trip. Saya pikir cara ini cukup efektif, kami (dengan terpaksa) harus mengenal satu sama lain dan pada akhirnya kami menjadi akrab dengan sendirinya.

Akhirnya saya bisa hafal dan lebih tepatnya kenal dengan 32 anggota trip, yang terdiri dari: Erika dan Indah (koordinator), tante suster gemy dan sahabat lucunya dari Kutai, yang bernama Dhyan yang selanjutnya dikenal dengan nama Emon, Kika dan adiknya Diete, Rima, Rika, Sinta, Firza, Lisna, Cony, Noer, Adi, Laras,Tomo, Nidya, Hesti sepasang suami istri Fia-Hilman, ibu-ibu guru yang seru dan hobi konser: Tina, Uun, Susi, Virna, 5 orang pegawai PLN dari Bandung: Fany, Rizma, Naela, Saidyan, dan Esti,2 orang pegawai susu dari Semarang: Mila dan Nur dan saya sendiri Dita.

Senja hari kami menuju ke dermaga untuk melihat sunset... hmm it's beautifull. Malam hari kami menuju ke alun-alun sebagai pusat keramaian di pulau ini. Saya sempat meminum kelapa muda dan mencicipi cumi-cumi dan ikan bakar. Makanan disini tergolong murah meriah.


Hari kedua dari trip ini tepatnya tanggal 26 Juni 2011 dimulai dengan sarapan pagi bersama. Menu sarapan kali ini adalah urap dan ikan. Pukul 08:00 kami mulai beranjak menuju dermaga untuk selanjutnya menuju ke pulau Gosong. Ombak di laut sangat besar, tapi rombongan kami menikmatinya seakan-akan hal itu adalah permainan belaka, padahal kondisi ini sangat berbahaya dan membuat guide kami, mas Haris dkk sempat cemas. Ombak yang menghempas kapal kami membuat beberapa peserta trip mabok laut, termasuk saya..... but I swear it was my first accident. Dalam hati saya berkata "efek minum susu ultramilk sebelom berangkat nih....hadehhhhh".


Akhirnya histeria di awal perjalanan berubah menjadi adegan mabok laut beberapa peserta trip. Tapi beruntunglah kami semua bisa tiba di tempat tujuan dengan selamat. Finally.... bisa snorkeling juga di laut. Sesampainya di laut hasrat narsis kami semakin menggelora, maka adegan jeprat-jepret pun tak bisa dihindarkan lagi. Mas Boy, sang fotografer tak pernah lelah mengambil foto kami.


Dari pulau Gosong, kami berlayar lagi menuju pulau Tengah. Pantai di pulau ini sangat indah, pasirnya putih dan air lautnya jernih. Sesudah makan siang di pulau ini, kami bermain di pantai, tidak lupa berpose bak foto model dadakan. Selanjutnya kami menuju ke pulau Menjangan Besar. Sumpah demi Tuhan, pemandangan di bawah laut sana luar biasa dahsyat. Jernihnya air laut, indahnya terumbu karang dan cantiknya ikan-ikan kecil yang berenang bersama kami merupakan hal yang sangat mengesankan. Kami juga sempat ke Muara Karang; tempat penangkaran hiu. Sebenarnya menarik sekali bisa berenang bersama hiu-hiu itu, tapi mengingat kondisi fisik tidak memungkinkan maka saya mengurungkan niat saya. Note: dilarang keras berenang di tempat ini untuk perempuan yang sedang haid.


Pukul 17:00 kami kembali menuju penginapan. Setelah menyantap santapan makan malam, beberapa orang dari kami menuju ke alun-alun. Kami mencoba hidangan laut khas dari Karimun Jawa. Ikan baronang, ikan kakatua dijual dengan harga yang murah Rp.20.000/ekor. Kami pun uas menyantap ikan bakar ini bersama-sama.



Hari ketiga petualangan kami dimulai dengan berlayar menuju pulau Menjangan Kecill. Panorama di pulau ini sangat bagus. Dari pulau ini kami menyebrang ke pantai Ujung Gelam. Pantai ini memiliki pasir putih, dan banyak karang-karang yang cocok sekali untuk dijadikan lokasi untuk sesi pemotretan kami :). Selanjutnya kami makan siang dengan menu ikan bakar yang sudah disiapkan oleh guide kami. Makan ikan bakar, ditemani kelapa muda dan teman-teman yang seru itu "surga" banget loh.... I'm serious!!!


Petualangan belum berakhir sampai disini kawan, kami masih melanjutkan acara snorkeling  kami di pulau Gosong Barat. Setelah puas menghitamkan kulit di pulau ini, kami melanjutkan perjalanan ke pulau Cemara Besar. Disini banyak ubur-ubur, yang katanya kalau menggigit bisa menyebabkan kulit menjadi perih dan gatal. Pukul 17:00 kami kembali ke penginapan.

Malam hari acara kongkow  di alun-alun pun berlanjut. Saya memesan wedang ronde dengan tujuan untuk menghangatkan badan, namun sayang seribu sayang, wedang ronde disini tidak sehangat yang saya harapkan. Beberapa orang teman saya memesan es pisang hijau, sate cumi, bakso ikan, martabak telor dan ikan bakar. Temanya adalah kebersamaan. Pukul 22:00 kami tiba di penginapan dan diadakan acara perpisahan. Beberapa peserta trip mengungkapkan kesan dan pesannya mengikuti trip ini. Kesimpulannya adalah semua peserta merasa puas dan senang. Koordinator berperan maksimal dalam mensukseskan trip ini dan mempersatukan 32 karakter orang yang berbeda. Good job Erika and Indah ^_^. Acara malam ini diakhiri dengan barbeque.



Hari terakhir di pulau Karimun Jawa adalah hari yang patut dimasukkan ke dalam buku sejarah hidup saya. Kami diwajibkan untuk bangun jam 4 pagi supaya tidak terlambat sampai di kapal. Pukul 03:00 pagi peserta trip sudah mulai bangun, sebagian mandi dan sebagian besar sibuk berbenah diri. Saya merasa sedang mengikuti wajib militer ketika penjaga penginapan dan supir mobil berteriak kepada kami meminta kami untuk sesegera mungkin naik mobil dan perhi menuju dermaga. Dan benar saja dengan wajah kelimpungan kami bergegas, pukul 04:00 kami sudah sampai di dermaga. Kami segera bergegas naik ke atas kapal dan mengambil posisi yang nyaman. Sebagian dari kami hanya bisa tertidur dengan wajah pasrah. Suasana di atas kapal sungguh tidak menyenangkan, banyak orang yang hilir mudik membuat kepala saya terasa pening dan perut menjadi mual.



Beberapa saat kemudian terdengar suara gaduh dari awak kapal. Mereka berteriak meminta kami untuk turun dari kapal disebabkan kapal sudah kelebihan muatan. Tapi herannya tidak semua penumpang diwajibkan turun, hanya penumpang ekonomi saja, sedangkan penumpang VIP tetap duduk dengan nyamannya di ruangan mereka masing-masing. Pertengkaran pun sempat terjadi di antara awak dan penumpang kapal. Sesaat kemudian kapten kapal memerintahkan kepada para penumpang yang tidak mempunyai tiket untuk turun dari kapal. Rombongan kami menyadari bahwa kami tidak punya tiket sama sekali, sejak dari pukul 03:00, guide kami mengantri tiket namun tak satupun tiket kami dapatkan. Akhirnya dengan raut wajah kesal dan malu kami semua turun dari kapal. Kami hanya bisa menatap lesu kapal KMP Muria.

Sesaat kemudian terhembuslah sebuah isu dari awak kapal, bahwa terdapat 12 tiket untuk penumpang yang dibandrol dengan harga Rp.140.000…. dalam hati saya berkata “aseli Indonesia banget”. Tiket dengan harga asli Rp.32.000 bisa diperjual belikan secara illegal dengan harga yang luar biasa mahal. Namun, kami memutuskan untuk menyewa kapal nelayan, meskipun harus menambah sejumlah biaya dan safety yang mengkhawatirkan tapi itu lebih baik daripada harus menunggu dua hari di pulau dengan ketidak pastian. Akhirnya, kami berlayar dengan menyewa kapal nelayan seharga Rp.4.500.000. Kami berlayar bersama delapan orang turis domestik dari rombongan lain. Kami bersyukur pada akhirnya kami bisa kembali pulang, dan dari kejauhan kami hanya bisa menatap miris kapal KMP Muria yang punya slogan “Bangga mempersatukan bangsa”.



Sesampainya di dermaga Jepara, kami sudah disambut dengan jeprat-jepret dan rekaman video dari para pemburu berita. Kontan saja kami kaget, dengan wajah “sok artis” maka kami bersama-sama berteriak dengan kalimat “no comment”. Rupanya kejadian di kapal KMP Muria sempat menjadi sorotan media, kapal dikabarkan dibajak oleh penumpang karena tidak bisa memberangkatkan mereka menuju Jepara.

Akhirnya petualangan ini harus berakhir. Kami berpisah di dermaga Jepara, sebagian melanjutkan perjalanan menuju Jakarta, sebagian menuju Bandung, Semarang, bahkan ada yang menuju Lombok.

Finally¸ saya mau mengucapkan terima kasih untuk semua peserta trip, yang kemudian dinamakan grup Dakocan berkat kekompakan dan keakraban selama trip berlangsung.

Indonesia is a very beautifull country, we have to be proud of it.