Olahraga yang sangat terkenal seantero dunia.
Sepak bola adalah olahraga yang sangat populer dimainkan oleh dua tim, yang masing-masing beranggotakan sebelas orang.
And yess, I do love football since I was in Junior High School.Pemain sepak bola yang sangat kusukai pertama kali adalah Michael Owen (http://id.wikipedia.org/wiki/Michael_Owen).
Club pertama yang aku suka adalah Juventus, Nyonya tua dari kota Turin (Italia) dan Liverpool, yang terkenal dengan slogan You'll Never Walk Alone.
Waktu terus berjalan hingga merubah kesukaanku pada dua club tersebut, dan entah mengapa kini aku menjadi mengagum setia AC Milan, yang punya fans sejati dengan julukan Milanisti. Club Inggris yang aku suka sekarang adalah Manchester United....glory, glory, glory. Tetapi, tentu saja aku masih mencintai juara piala Champion 5x, Liverpool.
Tahun 2010 adalah momment yang sangat indah untuk sepak bola Indonesia, perlahan sepak bola bangkit dari keterpurukan dan menjadi buah bibir dimana-mana. Setiap hari, setiap jam, dan hampir semua acara di televisi akan menampilkan profil pemain Tim Nasional (TIMNAS), atau berita update dari ajang piala AFF.
Piala AFF sendiri adalah ajang kompetisi sepak bola di kawasan Asia Tenggara. Sampai sekarang Indonesia belum pernah meraih trofi kemenangan itu. Dan ketika Indonesia memulai kompetisi di tahun 2010 ini dengan spektakuler, maka berbondong-bondong rakyat Indonesia menjadi gila bola.
Mulai dari ibu-ibu, anak-anak sampai gadis remaja yang biasanya tidak suka bola, sekarang terhipnotis oleh pesona si kulit bundar.
Tetapi menurutku euforia ini bukan hanya terjadi karene prestasi TIMNAS semata, melainkan karena munculnya sesosok pria tampan keturunan Indonesia-Nederlands, yang menggunakan kaos bernomor punggung 17. Irfan Bachdim adalah nama pria itu. Wajah indo-nya mampu menghipnotis kalangan remaja untuk antri berdesak-desakan menonton aksinya di lapangan hijau. Irfan berkulit putih, rambut hitam, dan bermata biru. Wajah innocent dan penampilan apik nya ketika melawan Malaysia dan Laos langsung menjadi headline di berbagai media massa.
Irfan....ik hou van jou :)
Selain Irfan, ada juga sesosok pria dewasa berwajah latin yang menjadi topik pembicaraan. Bahkan keluarganya pun tidak lepas dari kejaran infotainment. Dia adalah Christian Gonzales, pemain naturalisasi dari Uruguay. Mualaf yang lahir di Uruguay ini memilih untuk menjadi warga negara Indonesia, karena kecintaannya pada bangsa ini dan keinginannya untuk membantu TIMNAS mendapatkan prestasi yang lebih baik.
Lets talk about AFF Cup. Sejak Indonesia memenangkan pertandingan perdananya melawan Malaysia, seluruh rakyat Indonesia menjadi bersemangat untuk menonton langsung laga piala AFF. Tidak terkecuali aku dan teman-temanku. Maka keluarlah ide gila untuk menyaksikan langsung pertandingan di stadion GBK.
Aku masih ingat bagaimana perjuangan kami untuk menonton laga Indonesia-Philipines kali ini. Dari mulai ribet menentukan tempat janjian, kostum, parkir mobil, makan sampai urusan tiket.
Sebuah kesempatan manis membawa aku, Alien dan Nancy menonton langsung laga semifinal leg 2 di stadion GBK. Hari itu kami sangat beruntung, tanpa mempunyai tiket di tangan, kami bertiga bisa duduk dengan terhormat di kursi VIP Barat, yang konon harga tiketnya saat itu mencapai Rp.350.000. Bagaimana caranya, hanya kami, Tuhan dan seseorang yang tau =D
Menonton langsung pertandingan bola di stadion GBK, tentu saja berbeda dengan di televisi. Disini semangat kami sangat bergelora melihat lautan merah para pendukung setia tim garuda. Meskipun pertandingan baru dimulai pukul 19.00 WIB, namun para supporter sudah stand by sejak pagi hari. Setiap kejadian kecil di lapangan menjadi perhatian kami. Misalnya saat bis yang mengangkut para pemain TIMNAS masuk ke stadion, maka serta merta supporter akan bertepuk tangan dengan histeris. Apa lagi ketika pemain TIMNAS melakukan pemanasan di lapangan, maka sorakan dan teriakan pun saling bersahut-sahutan.
Suasana yang paling menggetarkan jiwa adalah ketika lagu Indonesia Raya dinyanyikan oleh lebih dari 85.000 supporter Indonesia. Sebagai warga negara Indonesia, kami merasa berkewajiban menyanyikan lagu ini sebaik-baiknya dengan penuh semangat, tak peduli meskipun suara serak.
Bersyukurlah rakyat Indonesia hari itu meraih kemenangan 1-0 lewat gol tunggal Christian "El locco" Gonzales. Rasa bahagia menjalar di hati kami. Capek hari itu terbalaskan dengan kemenangan indah ini.
Usai menyaksikan pertandingan, kami pun keluar dari stadion. Tak dinyana, tak diduga kami menjumpai keluarga Gonzales, yang terdiri dari istrinya (Eva Siregar), adiknya bu Eva, anak ketiganya (Fernando aka nandito) dan anak keempatnya (Vanessa). Spontan saja jiwa norak kami keluar, kami mengambil foto bersama mereka, namun sayang Nandito tidak suka difoto. Akibatnya Nandito memukul Nancy. Sedangkan Vanessa tetap manis dalam gendonganku.
Seusai laga semifinal yang mendebarkan, maka sampai lah Indonesia pada laga final. Di leg pertama Indonesia dikalahkan dengan telak oleh Malaysia dengan skor telak 3-0, sayangnya kemenangan ini didapat dengan cara-cara terpuji. Dan wajarlah jika seluruh rakyat Indonesia mengutuk keras kemenangan Malaysia ini. #Malaysiacheatlasser menjadi trending topic (topik yang paling dibicarakan) di Twitter. Aksi perang argumen antara supporter Garuda dan Harimau malaya pun berlangsung di dunia maya.
Sebagai warga negara yang mencintai bangsa ini sepenuh hati, maka aku membulatkan tekad untuk mendukung terus TIMNAS sampai titik darah penghabisan. Aku nazarkan diri untuk kemenangan TIMNAS. Maka selama 3 hari berturut-turut aku melaksanakan puasa sunah untuk kemenangan TIMNAS.
Hari H pun tiba, saatnya ribuan rakyat Indonesia berbondong-bondong mendatangi stadion GBK. Adegan pingsan, rusuh dan amuk masa pun mewarnai pesta olah raga nomor wahid di Indonesia ini. Penyebabnya adalah penjualan tiket yang tidak transparan.
Di laga final kali ini, aku menonton bersama Alien dan Tini (temennya Alien). Hari itu kami sedikit sial, karena sampai jam 16.00 WIB, kami belum juga bisa memasuki stadion. Dengan sedikit kecerdikan dan dengan bantuan Dewi fortuna, maka harapan kami untuk masuk stadion dan duduk di bangku VIP Barat pun lagi-lagi menjadi kenyataan. Padahal untuk laga final ini, panitia mematok harga Rp.500.000 untuk kelas VIP Barat. What a lucky day for us :)
Hasil akhir pertandingan adalah 2-1 untuk kemenangan Indonesia, namun sayang kita belum bisa mengangkat trofi AFF. Kekalahan satu kali menjadi penentu kegagalan kita, padahal dari awal TIMNAS bermain sangat gemilang. Saat kami keluar dari stadion lagi-lagi kami menjumpai anak-anak Gonzales, yaitu Amanda dan Michael, namun kali ini kami sedang tidak mood untuk berfoto. Kami memilih untuk meninggalkan stadion pada saat penyerahan piala, jujur akau tak sanggup melihat Malaysia mengangkat trofi itu.
Meskipun tahun ini belum berhasil, tetapi garuda tetap di hati, kami warga Indonesia tetap bangga pada TIMNAS. Sampai kapanpun garuda tetap di dada...... (^_^)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar