Minggu, 30 Januari 2011

Hati-hati dengan Pilihan

Hari ini penuh pengalaman mengesankan dalam hidupku. Aku bertemu dengan orang-orang baru yang hidupnya penuh dengan tantangan.
Aku sebut masalah sebagai sebuah tantangan, kenapa demikian karena jika masalah kita anggap sebagai suatu beban, maka yang kita dapat hanya kesedihan.
Tapi jika masalah dihadapi sebagai suatu tantangan dari Tuhan Yang Maha Kuasa, maka ada banyak pelajaran dan hikmah yang dapat kita peroleh.


Sebut saja namanya Amel, She is 23 years old and she is prety. If you look her from the outside, you wont find something "wrong" with her. Melihat lebih dalam seorang Amel dan mengenal lebih dekat dirinya, maka akan kita temui banyak tantangan dalam kehidupannya.


Amel punya lebih dari satu kelainan pada struktur rangkanya, ini menyebabkan dia bingung dengan kondisi tubuhnya. Kelainan pada fisik ternyata berdampak besar pada mental. Hari ini untuk kesekian kalinya, aku menemani seseorang menangis di hadapanku.


Amel adalah tipe manusia modern yang masih terdoktrin dengan pola pikir tradisional (menurutku seperti itu). Dia mempercayakan penyembuhan tubuhnya pada pengobatan tradisional, dan ini berlangsung cukup lama. Menurut Amel pengobatan ini cukup berhasil pada dirinya, tapi tanpa dibuktikan secara empiris, jujur aku meragukan hal itu.


Aku sangat sependapat dengan statement dr. Rahyus Salim, marilah kita mengontrol diri kita masing-masing dalam memilih jenis pengobatan yang tepat. Buatlah suatu kesepakatan kepada siapa pun yang ingin mengobati kita untuk memberikan bukti yang empiris sebagai hasil dari tindakan yang dilakukannya. Misal: kalo seseorang patah tulang dan dipijat di dukun tulang, perlu dilakukan pemeriksaan pra dan pasca tindakan.
Dengan demikian kita bisa mengetahui progress dari tindakan yang diberikan kepada kita.


Untuk aku yang menjunjung tinggi nilai-nilai akademis, segala sesuatu perlu dibuktikan secara empiris, untuk masalah kesehatan misalnya perlu ada bukti berupa tes laboratorium, x-ray, atau pun USG. Hal ini bertujuan untuk mengurangi efek jangka panjang dari setiap tindakan.


Seorang teman yang tinggal di Bandung menyatakan bahwa dirinya mengalami kemajuan sebagai konsekuensi dari pilihannya menjalani terapi untuk tulang belakang. Hal ini telah dibuktikan secara medis melalui pemeriksaan x-ray. Namun, menurut saya sebagai makhluk cerdas yang bermartabat, ada kalanya kita perlu menjadi orang yang punya curiousity (rasa ingin tau) yang besar. Akan lebih baik jika kita selalu mencari second opinion dari dokter/ahli yang lain. Jangan hanya percaya pada satu pihak saja, dan yang terpenting pilihlah dokter/ahli yang kompeten dan bisa dipercaya. Ini sangat pening!!


Sebagai manusia yang hidup di abad 21, sudah sepantasnya kita berpikiran lebih modern, dengan mengedepankan akal dan mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan. Di Indonesia ini sudah jamak, orang-orang mempercayakan nasibnya pada "ilmu ghaib". Itu adalah pilihan...... Banyak juga orang-orang yang berpikiran terlalu negatif atau under estimate. Mereka mempunyai paranoid terhadap tindakan medis. Misal ada orang yang takut dioperasi karena takut meninggal, lumpuh, dijadikan kelinci percobaan dokter dll. Padahal perkembangan ilmu pengetahuan di bidang kedokteran sudah sangat maju, kenapa kita mesti cemas dengan hal-hal demikian.


Yang terpenting yang perlu kita lakukan jika kita terdiagnosis suatu penyakit adalah mencari tau atau menggali informasi sebanyak-banyaknya agar kita tidak tersesat dan salah melangkah. Sebagai manusia belajarlah untuk berpikiran positif terhadap kehendak Tuhan. Penyakit apapun yang kita derita sesungguhnya adalah jalan kita menuju kemuliaan. Jika kita bisa menghadapinya dengan sabar dan ikhlas, maka surga adalah balasannya.


Aku berharap Amel bisa menumbuhkan semangat dalam dirinya, semoga pertemuan kami bisa bermanfaat.



Jumat, 28 Januari 2011

Bersentuhan dengan Tesis (Lagi...)

Tesis......
Udah lama banget gak berhubungan sama produk yang satu ini.
Tepatnya sejak lulus kuliah kurang lebih dua tahun yang lalu.
Dan sekarang saya sedang berkutat dengan produk ini.
Diiringi rasa malas dan ngantuk....

Sebenernya sih gampang aja buat bikin/nulis baik itu skripsi atau tesis atau desertasi.
Kuncinya adalah niat dan tekad yang bulat biar cepet lulus kuliah.
Nah, masalahnya kalau kita mengerjakan sesuatu yang bukan kepentingan kita rasanya SULIT.

Banyak orang di negeri tercinta Indonesia ini pengen banget bisa kuliah atau melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.
Kalo anak SMA ya pengen kuliah strata 1. Kalo lulusan s1 ya pengen s2.
Namun, tidak semua orang punya kemampuan untuk bisa sekolah tinggi, karena keterbatasan ekonomi.
Sementara banyak orang yang "mampu" secara finansial, tidak memanfaatkan kemampuannnya dengan baik.
Padahal menuntut ilmu itu adalah ibadah.
Ada juga yang mampu untuk bersekolah tinggi, tetapi tidak menjalankannya dengan baik.

Di Indonesia ini banyak banget orang-orang yang bikin skripsi atau tesis dengan mempergunakan jasa joki.
Dan saya.... dengan sangat menyesal terjebak dalam situasi ini.
Niatnya sih mau membantu, tapi jadi repot.
Ini masalah idealisme, buat saya yang bertipikal perfeksionis.
Rasanya menyebalkan kalo mengerjakan sesuatu setengah2 saja.
Tapi.....kalo mau perfek jadinya malah repot bin ribet.
Tekad saya cukup bantu2 sampe bab 3 aja, setelah itu silakan tulis sendiri.

Gimana pendidikan Indonesia bisa maju kalo semua orang maunya yang praktis aja.
Padahal skripsi atau tesis itu adalah sebuah idealisme dari pemiliknya.
Disini lah kita bergelut dengan segala kesulitan untuk kemajuan ilmu pengetahuan.
Disini lah kita dituntut untuk mempertahankan argumentasi kita.

Akhirnya cuma bisa bilang...........
Selamat mengerjakan tugas akhir kamu.
Ini lah momment yang paling penting (buat saya) selama kuliah.
Ngerjain tugas akhir itu ibarat perang.
Perang melawan rasa malas, ngantuk, capek dan pusing.

Semangat yaaaaaaaaaaaaaa



Rabu, 26 Januari 2011

B R U N O is my mood stabilizer :)


Dont why, sometimes I feel bored with all of the circumstances
I try hard to release this feeling, coz I realize it's not good for my job


When I feel so bored, usually I sing a song......




I have a good voice, defenetely ^_^ (I'm trying to praise my own self)
And this time I'm crazy in love with him................



JUST THE WAY YOU ARE




Oh her eyes, her eyes
Make the stars look like they're not shining
Her hair, her hair
Falls perfectly without her trying


She's so beautiful
And I tell her every day


Yeah I know, I know
When I compliment her
She wont believe me
And its so, its so
Sad to think she don't see what I see


But every time she asks me do I look okay
I say


When I see your face
There's not a thing that I would change
Cause you're amazing
Just the way you are
And when you smile,
The whole world stops and stares for awhile
Cause girl you're amazing
Just the way you are


Her nails, her nails
I could kiss them all day if she'd let me
Her laugh, her laugh
She hates but I think its so sexy


She's so beautiful
Bruno Mars Just The Way You Are lyrics found on http://www.directlyrics.com/bruno-mars-just-the-way-you-are-lyrics.html


And I tell her every day


Oh you know, you know, you know
Id never ask you to change
If perfect is what you're searching for
Then just stay the same


So don't even bother asking
If you look okay
You know I say


When I see your face
There's not a thing that I would change
Cause you're amazing
Just the way you are
And when you smile,
The whole world stops and stares for awhile
Cause girl you're amazing
Just the way you are


The way you are
The way you are
Girl you're amazing
Just the way you are


When I see your face
There's not a thing that I would change
Cause you're amazing
Just the way you are
And when you smile,
The whole world stops and stares for awhile
Cause girl you're amazing
Just the way you are


Suddenly.......
The mood becomes good :)


Senin, 24 Januari 2011

Rome 2012



what you thin is what you get
always be possitive thinking
Impossible is nothing


Kalau tahun lalu gagal promote UM, gagal achieve starclub
Tahun ini bisa, harus bisa, pasti bisa, InsyaAllah bisa

Tiada daya dan kekuatan selain Allah

DOKTER kami

Hari itu aku memasuki gedung Prof. Soelarto untuk pertama kali. Rasa grogi berkecamuk dalam dada, karena untuk pertama kalinya aku akan bertemu dengan dokter tulang yang sudah termasyur itu. Aku sudah membaca track record nya dimana-mana. Berbagai artikel di majalah maupun internet pun mencantumkan namanya sebagai ahli tulang belakang.

Dokter Lutfi menemuiku dengan sapaan yang hangat, tidak ada jarak antara pasien dengan dokter disini. Caranya menjelaskan penyakit pada pasiennya memang sangat hangat. Beliau lebih suka memeberi keterangan yang menenangkan hati pasiennya. Dan sifat kebapak-an yang ditampilkannya selalu membuat nyaman setiap pasiennya.

8 November 2009 adalah waktu berlangsungnya acara silaturahmi dan launching MSI Jakarta yang berlokasi di RS Bintaro. Hari itu dokter Lutfi menjadi pembicara. Jujur aku akui, kalau beliau adalah pembicara yang handal. Tak diragukan lagi keahliannya di dunia kedokteran.
Aku masih ingat betapa banyaknya pasien-pasien beliau yang ngantri untuk foto bareng dengan beliau. Mulai dari yang muda sampai yang tua, laki-laki maupun perempuan.
Dont be jealous, coz thi is my blog so I put this picture first :)



And look at these.....



Ada banyak hal yang telah dokter Lutfi lakukan untuk MSI dan pasien-pasiennya, mulai dari golongan yang sangat kaya sampai yang kurang mampu. Dan MSI tak kan bisa sebesar ini sekarang tanpa campur tangan dokter Lutfi.
Suatu hari aku mendampinginya di dalam poli orthopedi RS Fatmawati bersama koas-koas, residen, asisten pribadi dan suter. Aku memperhatikan betul bagaimana cara dia memeriksa pasien-pasiennya. Beliau sering memberikan pujian, analogi dan kalimat yang menenangkan hati. Itu sebabnya pasien suka berlama-lama berbincang-bincang dengannya.

Aku sangat menghormati jasa-jasa beliau, yang sering membantu teman-temanku yang kesulitan masalah ekonomi. Boleh dibilang nggak rugi deh kalo kenal dekat sama beliau. Anytime you can call him for an advice, tapi jangan harap kalau telpon kita selalu diangkat sama orang yang super sibuk ini. Thanks God, doctor always reply my bbm....
Beliau selalu memantau perkembangan MSI, bahkan ketika beliau sudah istirahat dari jabatan ketua umum sekalipun. Kepadaku beliau menitipkan banyak pesan, yang berkaitan dengan MSI, namun sayangnya pesan-pesan itu belum terlaksana dengan baik. Yang paling mendesak adalah buku dan seminar MSI Jakarta (yang gak tau kapan mesti dijalaninnya saking banyaknya kerjaan).....

Seseorang bernama bu Siska (bukan nama sebenarnya) bercerita padaku bagaimana dokter Lutfi telah membantu kesembuhan anaknya, dan ibu ini merasa sangat berhutang budi pada beliau. Seorang ayah yang sangat sedih dengan keadaan anaknya pun menjadi saksi kebaikan hati dokter Lutfi. Kemudian ada Desti (bukan nama sebenarnya), pasien spesial dokter Lutfi, yang karena suatu keadaan menjadi pasien yang paling diperhatikan bukan hanya dia tapi juga kedua orang tuanya. Tak lupa pula Nia (bukan nama sebenarnya), seorang gadis yang hampir putus asa dengan kondisi tubuhnya yang menderita severe scoliosis. Nia seperti kehilangan harapan saat dokter-dokter di kotanya mengatakan bahwa tak ada harapan kesembuhan untuk gadis itu, dan tak ada satu orang dokter pun berani mengoperasinya meskipun dokter yang cukup senior.

Hari itu aku sangat terpukau, karena lagi-lagi dokter Lutfi menyambut dengan ramah setiap orang yang aku ajak berkonsultasi dengan beliau di jalur khusus. Perlu dijelaskan bahwa jalur ini hanya terbuka untuk orang-orang tertentu, yang terlibat dengan MSI atau yang sangat membutuhkan pertolongan

Selain Nia sebenarnya ada beberapa orang lagi yang sangat aku "usahakan" untuk bisa memperbaiki kondisi kesehatannya. Namun tak semua orang yang menderita severe scoliosis punya keberanian dan kekuatan mental seperti Nia. Ucapan dokter Lutfi telah menguatkan hati Nia untuk berjuang meraih impiannya. Namun sayangnya terlalu banyak aturan birokratis yang harus diterobos. Di negeri ini uang adalah masalah utama yang sering menyebabkan seseorang menjadi pasrah dengan ketidak mampuannya.

Aku harap di masa yang akan muncul penerus-penerus dokter Lutfi yang memiliki keahlian dan kemuliaan hati seperti beliau, yang dengan kerelaan hati membantu orang-orang yang membutuhkan.

Happy birthday doc
I pray for you many times, wish you all the best :)





foto-foto by: pak Andy Tria Saputra

NASIONALISME MELALUI SEPAK BOLA

Siapa yang gak kenal sama sepak bola???
Olahraga yang sangat terkenal seantero dunia.

Sepak bola adalah olahraga yang sangat populer dimainkan oleh dua tim, yang masing-masing beranggotakan sebelas orang.
And yess, I do love football since I was in Junior High School.
Pemain sepak bola yang sangat kusukai pertama kali adalah Michael Owen (http://id.wikipedia.org/wiki/Michael_Owen).


Club pertama yang aku suka adalah Juventus, Nyonya tua dari kota Turin (Italia) dan Liverpool, yang terkenal dengan slogan You'll Never Walk Alone.
Waktu terus berjalan hingga merubah kesukaanku pada dua club tersebut, dan entah mengapa kini aku menjadi mengagum setia AC Milan, yang punya fans sejati dengan julukan Milanisti. Club Inggris yang aku suka sekarang adalah Manchester United....glory, glory, glory. Tetapi, tentu saja aku masih mencintai juara piala Champion 5x, Liverpool.

Tahun 2010 adalah momment yang sangat indah untuk sepak bola Indonesia, perlahan sepak bola bangkit dari keterpurukan dan menjadi buah bibir dimana-mana. Setiap hari, setiap jam, dan hampir semua acara di televisi akan menampilkan profil pemain Tim Nasional (TIMNAS), atau berita update dari ajang piala AFF.
Piala AFF sendiri adalah ajang kompetisi sepak bola di kawasan Asia Tenggara. Sampai sekarang Indonesia belum pernah meraih trofi kemenangan itu. Dan ketika Indonesia memulai kompetisi di tahun 2010 ini dengan spektakuler, maka berbondong-bondong rakyat Indonesia menjadi gila bola.
Mulai dari ibu-ibu, anak-anak sampai gadis remaja yang biasanya tidak suka bola, sekarang terhipnotis oleh pesona si kulit bundar.

Tetapi menurutku euforia ini bukan hanya terjadi karene prestasi TIMNAS semata, melainkan karena munculnya sesosok pria tampan keturunan Indonesia-Nederlands, yang menggunakan kaos bernomor punggung 17. Irfan Bachdim adalah nama pria itu. Wajah indo-nya mampu menghipnotis kalangan remaja untuk antri berdesak-desakan menonton aksinya di lapangan hijau. Irfan berkulit putih, rambut hitam, dan bermata biru. Wajah innocent dan penampilan apik nya ketika melawan Malaysia dan Laos langsung menjadi headline di berbagai media massa.
Irfan....ik hou van jou :)


Selain Irfan, ada juga sesosok pria dewasa berwajah latin yang menjadi topik pembicaraan. Bahkan keluarganya pun tidak lepas dari kejaran infotainment. Dia adalah Christian Gonzales, pemain naturalisasi dari Uruguay. Mualaf yang lahir di Uruguay ini memilih untuk menjadi warga negara Indonesia, karena kecintaannya pada bangsa ini dan keinginannya untuk membantu TIMNAS mendapatkan prestasi yang lebih baik.


Lets talk about AFF Cup. Sejak Indonesia memenangkan pertandingan perdananya melawan Malaysia, seluruh rakyat Indonesia menjadi bersemangat untuk menonton langsung laga piala AFF. Tidak terkecuali aku dan teman-temanku. Maka keluarlah ide gila untuk menyaksikan langsung pertandingan di stadion GBK.
Aku masih ingat bagaimana perjuangan kami untuk menonton laga Indonesia-Philipines kali ini. Dari mulai ribet menentukan tempat janjian, kostum, parkir mobil, makan sampai urusan tiket.
Sebuah kesempatan manis membawa aku, Alien dan Nancy menonton langsung laga semifinal leg 2 di stadion GBK. Hari itu kami sangat beruntung, tanpa mempunyai tiket di tangan, kami bertiga bisa duduk dengan terhormat di kursi VIP Barat, yang konon harga tiketnya saat itu mencapai Rp.350.000. Bagaimana caranya, hanya kami, Tuhan dan seseorang yang tau =D

Menonton langsung pertandingan bola di stadion GBK, tentu saja berbeda dengan di televisi. Disini semangat kami sangat bergelora melihat lautan merah para pendukung setia tim garuda. Meskipun pertandingan baru dimulai pukul 19.00 WIB, namun para supporter sudah stand by sejak pagi hari. Setiap kejadian kecil di lapangan menjadi perhatian kami. Misalnya saat bis yang mengangkut para pemain TIMNAS masuk ke stadion, maka serta merta supporter akan bertepuk tangan dengan histeris. Apa lagi ketika pemain TIMNAS melakukan pemanasan di lapangan, maka sorakan dan teriakan pun saling bersahut-sahutan.
Suasana yang paling menggetarkan jiwa adalah ketika lagu Indonesia Raya dinyanyikan oleh lebih dari 85.000 supporter Indonesia. Sebagai warga negara Indonesia, kami merasa berkewajiban menyanyikan lagu ini sebaik-baiknya dengan penuh semangat, tak peduli meskipun suara serak.
Bersyukurlah rakyat Indonesia hari itu meraih kemenangan 1-0 lewat gol tunggal Christian "El locco" Gonzales. Rasa bahagia menjalar di hati kami. Capek hari itu terbalaskan dengan kemenangan indah ini.
Usai menyaksikan pertandingan, kami pun keluar dari stadion. Tak dinyana, tak diduga kami menjumpai keluarga Gonzales, yang terdiri dari istrinya (Eva Siregar), adiknya bu Eva, anak ketiganya (Fernando aka nandito) dan anak keempatnya (Vanessa). Spontan saja jiwa norak kami keluar, kami mengambil foto bersama mereka, namun sayang Nandito tidak suka difoto. Akibatnya Nandito memukul Nancy. Sedangkan Vanessa tetap manis dalam gendonganku.




Seusai laga semifinal yang mendebarkan, maka sampai lah Indonesia pada laga final. Di leg pertama Indonesia dikalahkan dengan telak oleh Malaysia dengan skor telak 3-0, sayangnya kemenangan ini didapat dengan cara-cara terpuji. Dan wajarlah jika seluruh rakyat Indonesia mengutuk keras kemenangan Malaysia ini. #Malaysiacheatlasser menjadi trending topic (topik yang paling dibicarakan) di Twitter. Aksi perang argumen antara supporter  Garuda dan Harimau malaya pun berlangsung di dunia maya.
Sebagai warga negara yang mencintai bangsa ini sepenuh hati, maka aku membulatkan tekad untuk mendukung terus TIMNAS sampai titik darah penghabisan. Aku nazarkan diri  untuk kemenangan TIMNAS. Maka selama 3 hari berturut-turut aku melaksanakan puasa sunah untuk kemenangan TIMNAS.
Hari H pun tiba, saatnya ribuan rakyat Indonesia berbondong-bondong mendatangi stadion GBK. Adegan pingsan, rusuh dan amuk masa pun mewarnai pesta olah raga nomor wahid di Indonesia ini. Penyebabnya adalah penjualan tiket yang tidak transparan.
Di laga final kali ini, aku menonton bersama Alien dan Tini (temennya Alien). Hari itu kami sedikit sial, karena sampai jam 16.00 WIB, kami belum juga bisa memasuki stadion. Dengan sedikit kecerdikan dan dengan bantuan Dewi fortuna, maka harapan kami untuk masuk stadion dan duduk di bangku VIP Barat pun lagi-lagi menjadi kenyataan. Padahal untuk laga final ini, panitia mematok harga Rp.500.000 untuk kelas VIP Barat. What a lucky day for us :)




Pertandingan berjalan sangat mendebarkan, jantungku langsung merosot begitu melihat Malaysia mencetak gol lebih dahulu. Aku merasa sudah tidak bernyawa lagi, tawa riang, dan teriakan penuh antusias sudah pupus. Banyak supporter yang kecewa dengan performa dari TIMNAS. Tidak banyak yang bisa aku deskripsikan selain kekecewaan dan kesedihan yang teramat dalam. Padahal hari itu penampilan kami sangat all out. Aku tampil dengan jaket TIMNAS yang sedang jadi buruan banyak orang. Alien sudah punya topi baru, dan Tini sudah membeli syal baru.
Hasil akhir pertandingan adalah 2-1 untuk kemenangan Indonesia, namun sayang kita belum bisa mengangkat trofi AFF. Kekalahan satu kali menjadi penentu kegagalan kita, padahal dari awal TIMNAS bermain sangat gemilang. Saat kami keluar dari stadion lagi-lagi kami menjumpai anak-anak Gonzales, yaitu Amanda dan Michael, namun kali ini kami sedang tidak mood untuk berfoto. Kami memilih untuk meninggalkan stadion pada saat penyerahan piala, jujur akau tak sanggup melihat Malaysia mengangkat trofi itu.

Meskipun tahun ini belum berhasil, tetapi garuda tetap di hati, kami warga Indonesia tetap bangga pada TIMNAS. Sampai kapanpun garuda tetap di dada...... (^_^)

Rabu, 05 Januari 2011

Harapan Itu Selalu Ada

Hidup itu adalah sebuah perjalanan yang harus dinikmati.
Ada kalanya hidup itu terasa berat, pilu dan menyesakkan.
Tapi seringkali hidup itu nikmat dan menyenangkan.
Mari kita beranalogi, membayangkan kalau kita sedang mengadakan perjalanan menuju suatu tempat yg sangat indah.
Ada dua tujuan, tujuan pertama adalah perjalanan ala backpacker ke surganya wisata: Gunung Bromo. Untuk menuju kesana tentulah tidak mudah. Banyak rintangan menghadang, tapi begitu kita sampai di tujuan dan menyaksikan keindahan Bromo, tentu semua rasa letih itu akan hilang.
Tujuan kedua adalah wisata ala koper ke Paris. Siapa yang tidak tahu Paris, kota romantis, impian tiap pelancong. Untuk menuju Paris dari Jakarta sangatlah jauh. Kita harus naik pesawat belasan jam. Hal ini tentu sangat tidak nyaman. Tapi begitu kita tiba di Paris, pasti semua rasa lelah akan sirna.

Sebut saja namanya Nia, saya berkenalan dengannya di suatu kota di Pulau Jawa. Gadis ini berwajah ayu khas Jawa asli, mempunyai tatapan mata yg teduh namun menyimpan pilu. Aura cerah terpancar dari tawanya. Dari luar orang mungkin akan menganggapnya biasa saja. Tidak terlihat kekurangan pada fisiknya. Namun jika ditelaah secara medis oleh dokter tulang, barulah akan diketahui kalau gadis ini mempunyai kelainan tulang belakang yang disebut skoliosis. Dan jika dikaji lebih jauh lagi, nampak jelas adanya masalah pada paru-parunya.

Kondisi gadis ini cukup serius. Dalam istilah medis dikenal dengan sebutan severe scoliosis. Kurva skoliosinya sudah sangat besar.  Sebenarnya kondisi serupa dengan Nia banyak sekali bisa ditemui di bumi Indonesia ini. Sayangnya skoliosis bukan penyakit yg bisa dengan mudah disembuhkan. Skoliosis tidak sama dengan Diabetes yg ada obatnya, yg bisa diterapi dengan suntik insulin, olahraga dan diet. Skoliosis tidak bersifat membunuh seperti kanker. Tapi sangat mengganggu orang yg memilikinya.

Dilema.... hanya itulah kata-kata yang bisa diucapkan kebanyakan para penderita skoliosis. Penggunaan brace (baju besi) nyatanya tidak banyak membantu, serangkaian terapi alternatif pun tidak menunjukkan bukti empiris yg baik. Operasi lah satu-satunya jalan untuk mengurangi atau mengkoreksi kondisi skoliosis seseorang. Ingat.... hanya mengurangi tapi tidak menyembuhkan.

Saya bukanlah penganut anti terapi alternatif, tapi dalam kasus skoliosis tidak ada bukti empiris yang menyatakan kalau terjadi penurunan kurva secara signifikan akibat terapi altenatif. Biaya untuk terapi pun sangat mahal, lantas untuk apa dilakukan? Sayangnya rakyat Indonesia memiliki pengetahuan dan wawasan yang kurang tentang medis. Banyak orang lebih percaya pada hal-hal yang tidak didasari oleh pengetahuan umum. Sebut saja Mikha, gadis kecil yang pernah menginap hampir satu bulan di dukun patah tulang. Selama satu bulan tubuh Mikha diikat seperti mummi oleh sang dukun dengan tujuan meluruskan tulang belakangnya. Namun apa hasilnya?...... Nihil

Siska (bukan nama sebenarnya) adalah seorang ibu yang memperjuangkan kesembuhan anaknya lewat terapi alternatif. Dia sudah menjelajah pulau Jawa dan Sumatera demi kesembuhan puterinya. Sampai suatu saat dia mengatakan pada saya: It doesnt work, cuma buang-buang waktu dan uang.

Once scoliosis, forever scoliosis.... Sekali seseorang didiagnosis mengalami skoliosis, maka hal itu akan berlangsung seumur hidup. Nyatanya kendatipun sudah dioperasi tapi masalah tidak akan berhenti sampai disitu.  Pola pikir inilah yang terkadang membuat penderitanya enggan untuk melakukan operasi atau paling tidak berusaha untuk operasi. Kalau kondisi kurvanya masih kecil tentu tidak terlalu bermasalah. Tapi untuk kasus seperti Nia tentu jadi pengecualian. Operation is a must. Kurva Nia sudah lebih dari 40 derajat, bahkan mencapai angka diatas 100. Dan masalahnya adalah: operasi skoliosis adalah operasi yang mahal. Biaya yang dikeluarkan sangat fantastis.

Saat pertama kali Nia memeriksakan  dirinya kepada seorang dokter di Rumah Sakit swasta, sang dokter pun langsung marah seraya memegang hasil rontgen dengan geram. "Kemana saja kamu selama ini?"
Nia bukannya tidak tahu tentang kondisinya dan resikonya di masa mendatang. Tapi Nia hanyalah seseorang dari segelintir masyarakat Indonesia yang mengalami dilema. Di satu sisi tentu dia ingin memperbaiki kondisinya, menyongsong masa depanya. Tapi di sisi lain himpitan ekonomi menjadi masalah.

Aku masih ingat ketika Nia mengatakan bahwa ayahnya seorang pensiunan yang sekarang terbaring karena lumpuh. Dia lah yang banyak membantu perekonomian keluarga. Dan sesungguhnya ibu Nia khawatir jika puterinya mengalami masalah pasca operasi, maka bagaimanakah nasib keluarga mereka.....

Nia adalah salah satu perempuan hebat yang aku temui dalam hidupku. Tekadnya mengalahkan kelemahannya. Dia berani memperjuangkan hidupnya. Meskipun semuanya terasa sulit, tapi yang penting berusaha. Tekadnya itulah yang membuatku yakin dan semangat untuk membantunya. Meskipun tidak banyak yang bisa aku lakukan, tapi ada. Itu yang paling penting. Saat ini Nia sangat membutuhkan dukungan, semangat dan doa. Setidaknya hal itu lah yang bisa membuatnya tegar dan tidak putus asa.

Harapan itu selalu ada untuk orang-orang yang mau berusaha. Tuhan pasti tidak akan menutup mata. Maka dengan segala keterbatasanku, aku berusaha mendukungnya. Kita pasti bisa. Tuhan pasti akan membuka jalannya.

Aku sangat mengaguminya. Di antara segelintir orang yang sering curhat padaku. Mungkin Nia satu-satunya yang tidak pernah mengeluh. Padahal kondisinya lebih buruk dari kebanyakan orang. Bahkan di saat ia ingin menangis, aku melihatnya berusaha keras untuk menahan air mata itu agar tidak jatuh. 

Suatu hari aku mengiriminya pesan di facebook agar ia membuat Surat Keterangan Tak Mampu (SKTM). Aku memberinya sedikit harapan, padahal saat itu dia sudah merasa hopeless. SKTM itu sebenarnya susah untuk dibuat. Ada banyak prosedur yang harus dilakukan. Alhamdulillah ia berhasil melewatinya dengan sangat mudah. Ini benar-benar jalan Tuhan. Maka berangkatlah ia ke Jakarta. Sungguh suatu perjuangan berat, meninggalkan pekerjaan, menempuh perjalanan yang panjang dan menghadapinya seorang diri.

Sesampainya di Jakarta, ada berita baik dan buruk yang kami dapatkan. Berita baiknya adalah sang dokter mau membantu dengan senang hati, bahkan bila operasi dilaksanakan di tempat asal  Nia sekalipun. Bersyukurlah Nia dan yang lainnya menemukan dokter yang baik seperti beliau. Sifat kebapakan dan dermawan menjadi ciri khasnya. Saya tidak heran banyak pasien yang menyayanginya. Berita buruk yang kami dapat adalah bahwa kami harus memulai suatu prosedur baru, yaitu mengajukan JAMKESMAS. Dan serentetan prosedur panjang lainnya.

Inilah potret bangsa Indonesia..... Dimana kesehatan sangat mahal. Dimana dana dari pemerintah yang seharusnya dimanfaatkan untuk rakyat kecil seringkali dipangkas untuk kepentingan pribadi. Dimana orang miskin dilarang sakit.

Namun sekali lagi Tuhan itu tak pernah tidur. Dia pasti akan menolong hambaNya yang berusaha dan berdoa dengan sungguh-sungguh.

Untuk Nia-Nia yang lain di luar sana, jangan pernah menyerah. Harapan itu selalu ada.


Saya berbicara atas nama sendiri, tidak mewakili pihak manapun sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama (^_^)



Minggu, 02 Januari 2011

Tragedi di Pulau seceng

Tahun 2010 akan segera berlalu, tahun 2011 akan segera tiba. Ada banyak hal yg baik dan buruk terjadi sama gue di tahun ini. Jujur aja this is not my best year. Banyak kegagalan dan kesialan yg harus gue hadapi, tapi banyak juga pengalaman baru yg seru dan menakjubkan yg gue dapatkan.
Whatever happen to us, life must goes on.
Kita sebagai manusia tidak bisa melawan takdir Tuhan. Cukup berusaha, berdoa dan pasarah padanya, dan hidup akan terasa menyenangkan.
Dimulai dari perkenalan pada suatu trip, maka kami memulai trip akhir tahun ini. Ide awalnya sih bukan dari gue. Gue cuma bintang tamu dadakan aja. Berawal dari bbm mba octa, nanya rencana tahun baruannya, terus diajak kemping ke pulau seribu. Tanpa tau apa2 dan tanpa banyak tanya, gue langsung mengiyakan ajakan itu.
Dan akhirnya dimulai lah petualangan kami, Rika (wanita tangguh), Octa (wanita ceria), Ilham (pria santai), Dikri (pria polos) dan gue sendiri Dita (wanita yg punya pesona kayak Angelina Jolie….wakakaka….dilarang protes!!!!)
Pada trip sebelumnya kami sudah cukup dekat, mungkin trip kali ini makin mempertegas kepribadian kami masing2. Dari hari pertama kita ketemuan, ketauan lah kalo mba octa itu takut kecoa, Rika tidurnya heboh, Ilham itu dari dulu kayak lokomotif kereta alias gak berenti2 ngerokok. Dan di trip kali ini Ilham sering banget ngomong “santai”, “kalem” dan bener2 petualang sejati. Oh iya satu lagi personil kita yg belom gue certain. Dikri….. pemuda 20 tahun yg berasal dari Karawang. Dikri itu lugu, polos, dan selalu jadi bahan ceng2an anak2. Tetapi Dikri adalah cowo yg kuat, perkasa dan sakti….hmmm kita liat aja nanti…..


Day 1. Meeting point  kita adalah kos mba Octa yg terletak di Tanjung Duren Jakbar. Rika janjian sama Dikri di Trakindo. Disinilah keperkasaan Dikri diuji. Dikri terpaksa bawa cariel nya Rika yg beratnya minta ampun, berisi pakaian dan perlengkapan nenda. Tapi Dikri bisa melalui cobaan ini dengan sukses….selamattttt. Sedangkan Ilham dtg dari Bekasi, sempet nyasar turunnya kejauhan sampe di UNTAR, akhirnya dia harus puter balik lagi. Dan gue dtg dari Kalibata naek motor andalan gue.
Awalnya kita berlima pengen nyobain es pisang ijo dkt kos, tapi sayang es nya tutup. Kita pun makan di restoran sebelahnya, trs balik ke kos mba octa. Kepanikan pun terjadi manakala kecoa terbang di hadapan kita. Jam 12 kita mulai tidur. Ilham tidur sama Dikri. Malam2 di mukanya Ilham nemploklah seekor kecoa imut yg membuyarkan tidur lelapnya si Ilham.

Day 2.Jam 4 pagi kami bangun, beli sarapan, kemudian menuju ke Muara Angke. Di Muara Angke terlihat banyak sekali orang2 yg mau liburan.


Jam 9 kapal kami mendarat ke pulau tidung. But its not our destination, kami cuma transit dan melanjutkan perjalanan ke pulau pramuka. Yesssss, jam 10 kita sampai di pulau pramuka. Kami pun mulai berkeliling pulau mencari rumah Pak Sarmidi yg katanya nyewain snorkel dengan harga murah.
Sebelum snorkeling kami sempet muter2 ngeliat penangkaran penyu. Menurut gue sih gak banyak yg berubah, masih seperti dulu waktu gue ke pulau ini. Jam 12 kita mulai snorkeling. Disinilah awal mula tragedy yg menyebabkan judul tulisan ini menjadi ”Tragedi di pulau seceng”. Padahal awalnya judul tulisan ini adalah “Penataran Dikri sebagai Petualang Baru”, sayangnya Dikri belum lulus penataran nih, lantaran masih banyak tidur sama ngambeknya :b



Saat memutuskan untung snorkeling di pulau pramuka, entah kenapa mental gue ciut ke titik nol. Padahal this is not my first time snorkeling¸and I have been here before. Dengan mental ciut gue nyebur ke dalam air laut yg asin itu, dan bodohnya badan gue gak bisa ngambang, padahal udh pake lifevest dan fin. Ini semua karena mental dan otak udah takut duluan, jadi semua anggota tubuh gak bisa diajak kompromi buat snorkeling. Tiba2 aja gue ngerasa mau tenggelam, mana alat snorkel kemasukan air, jadi gak bisa napas, terus air laut yg super asin masuk ke mulut, hidung dan tenggorokan. Dengan muka panik kayak orang mau mati gue berteriak2 minta tolong sama Dikri. Dikri pun menjadi penyelamat hidup gue. Keadaan panik dan aksi penyelamatan Dikri menyebabkan selang snorkel gue lepas dari kacamatanya. Gaswat! Ilham bilang kalo ilang gue harus ganti. Akhirnya dengan kesaktiannya Ilham berenang di sekeliling gue buat nyari selang yg ilang itu. He got it finally!!! Yeahhhh Ilham and  Dikri many thanks to you bro…..
Dalam keadaan gue yg masih panik, muka stres, badan gak bisa juga diajak ngambang, boro2 berenang, gue cuma bisa ngomel2 sama kebodohan gue sendiri. Tiba2 dari kejauhan gue ngeliat mba Octa lagi ketawa sama Rika, tapi tunggu dulu….ada yg aneh. Oh Gosh! Gigi depan dia gak ada alias COPOT……………waks
Gue langsung teriak, “mba, itu giginya copot ya?” dengan muka panik, mau nangis dia teriak2… gimana gak stress kalau gigi andalan kita buat gigit terus copot, mana copotnya yg di depan pula, bener2 merusak kecantikan!
Kami memutuskan utk naek dan menghentikan snorkeling di tempat ini. Kami memanggil Ilham yg lagi asik berenang, dari kejauhan kami bilang kalau gigi mba octa copot… “Apa??” antara bingung, kasian dan pengen ketawa Ilham menatap wajah mba Octa. Dia stress karena dikiranya disuruh nyari gigi yg copot… ampe manula juga gak bakal nemu deh :-D
Dan kisah inilah yg kami sebut “Tragedi di pulau seceng”
Tragedi ini yg menyebabkan tawa ceria mba Octa pudar, sifat narsis mba Octa jd berkurang, kalaupun difoto dia Cuma bisa senyum penuh pilu. Tak ada lagi senyum ceria dan tawa renyang dari bibirnya yg aduhai……. ^_^
Sore hari kami memutuskan untuk snorkeling di pulau karya. Kali ini gue gak akan ngulangin kesalahan kayak tadi. Gue bisa berenang dengan bebas. Ikan2 di pulau ini tuh lucu2 dan bagus2. Mostly yg bagus itu ngumpet di pinggir jembatan atau di bawah batu. We took many pictures here…..
Awalnya kami mau nenda di pulau ini, tapi melihat keadaan sekitar kami membatalkan niat tersebut. Pulau ini tuh sepi bgt, isinya rumah2 dinas polisi yg kosong, banyak kuburan, dan jarang ada yg nginep disini. Kebayang gak sih kalo nenda trs tahun baruan di pulau ini, pasti garing bgt. 






Jam 7 malam kita mulai memasang tenda di dekat laut. Kali ini Rika si wanita perkasa memberikan pelatihan masang tenda buat Dikri. Dikri pun memperhatikan dengan sesama. Tapi yg banyak bekerja adalah Ilham. Lulusan dari trip papandayan ini sekarang udah jago, secara doi udah sukses melakukan solo ekspedisi keliling jawa-bali selama 1,5 bulan dgn modal Cuma 1,7 juta saja…… wahhhh….I R I sama Ilham >_<
Tapi ada satu kejadian yg harus disyukuri Ilham. Di trip kali ini dia dapat telpon buat wawancara kerja di Prudential Tower. Maka cewek2 super bawel ini mulai memberikan nasehat kepadanya, bahwa Ilham yg sekarang lebih hitam harus cukur kumis ama jenggot, luluran ama maskeran biar putihan dikit…hihihi.
Tenda pun selesai dipasang seadanya, tanpa bikin parit, tanpa naburin garem bahkan pasak pun gak semuanya nancep ke tanah. Ini karena struktur tanah yg keras dan berbatu sehingga kami susah masang pasaknya. Jam 9 acara masak2 pun dimulai. Rika dengan peralatan perangnya mulai mempersiapkan makanan. Makanan kami kali ini cukup mewah. Nugget, sosis, mie, bakso dan segambreng makanan dan minuman tersedia. Tetapi…. Ada satu hal yg menyebalkan… si Dikri tidur gak bangun2. Berkali2 dibangunin tapi ttp tidur lagi.
Jam 12 kami semua membakar kembang api, air mancur dan petasan yg berwarna-warni. Suasana di pulau pramuka pada malam tahun baru juga mirip seperti di tempat lain. Banyak orang yg bakar petasan dan kumpul malam2. Happy New Year.
Setelah puas ngeliat kembang api. Kami pun tidur di dalam tenda. Jam 4 pagi, gue ngerasa kalau angin bertiup kenceng bgt, ngerasa takut kalau2 tendanya roboh. Setelah angin dtg mengganggu tidur kami, lalu datanglah petir ditemani awan kelabu dan diakhiri dengan hujan yg sangat deras. Tenda mulai basah. Kami mulai terbangun. Syukurlah hujan berlangsung hanya sebentar.




Day 3. Jam 5.30 kami mengungsi ke masjid utk solat dan membasuh muka. Trip kali ini cukup mengesankan, karena masing2 personil gak meninggalkan solat…Alhamdulillah. Suasana kekeluargaan dan saling menjaga pun sangat terasa.
Jam 7 pagi kami mulai memasak sarapan. Menu sarapan kami adalah mie rebus pake bakso dan sosis, serta roti. Ada juga minuman nata de coco, nutrisari dan kopi. Maka seperti pengungsi perang yg kelaparan kami mulai menyantap makanan bersama2. Dikri yg selalu jadi bahan ceng2an ngerasa bahagia kali ini. Karena dia bisa puas godain mba Octa yg giginya bogang. Kami semua awalnya gak tau arti bogang, kata mba Octa bogang artinya copot satu. Sementara Rika dan mba Octa asik memasak, si Ilham sibuk nyari WC buat buang hajat….
Jam 10 kami nyebrang ke Nusa keramba sambil nunggu kapal pulang dari Muara angke. Ikan di tempat ini bagus2. Pemandangannya juga cantik. Kami melepas lelah di sisi pantainya yg asri. Ilham pun akhirnya menemukan WC. Mba Octa masih sibuk dengan kerinduan pada giginya. Rika tetep aja berperan sebagai mentor yg galak buat Dikri.
Jam 1 siang kapal dari Muara angke datang, kami pun berebut posisi. Akhirnya kapal sampai di Jakarta tepat pukul 4 sore, dan kami pun tiba dengan selamat. Inilah liburan singkat kami. Thank you very much Rika, Dikri, Ilham, Octa. Cerita ini adalah kisah nyata, mohon maaf jika ada pihak2 yg tersinggung. Selamat tahun baru. Sampai jumpa di trip lain.