Hari ini hujan turun lagi.....
Sejak pagi awan mendung dan hawa dingin membelenggu kotaku.
Hujan itu anugrah yang harus disyukuri.
"Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman."(QS. 6:99).
Rindu.......
Kata itulah yang berkecamuk dalam dada Viona saat ini.
Hujan di siang hari, disertai angin dingin yang tak bersahabat.
Viona bukan gadis yang kuat, sedikit saja kena hujan pasti dia akan sakit.
Apa boleh buat, Viona memilih untuk beristirahat di rumah ditemani laptop dan segelas kopi hangat.
Hujan dan kopi adalah dua hal yang selalu mengingatkan Viona pada Rangga.
Pemuda tampan berkulit cokelat denga tubuh tinggi semampai itu telah lama mencuri hatinya.
Rangga adalah teman Viona sewaktu SMP dan SMA. Kebersamaan sekian lama itulah yang membuat Viona jatuh hati padanya.
Setiap kali ada acara reuni SMP maupun SMA, Viona pasti bertemu Rangga.
Awalnya pertemuan itu hanya biasa saja bagi keduanya. Tapi lama-kelamaan Viona memendam rasa pada Rangga. Tapi Rangga tak pernah menyadari, atau mungkin juga tak mengerti isyarat cinta dari Viona.
Di suatu siang di hari sabtu, Viona mendapat masalah karena laptopnya rusak. Tiba-tiba ia teringat Rangga, yang kuliah jurusan Ilmu Komputer di salah satu peruguruan tinggi swasta di Jakarta. Viona mengirimkan pesan singkat kepada Rangga untuk membantunya memperbaiki laptopnya. Rangga membalas pesan Viona, dan bersedia membantu Viona. Mereka berjanji bertemu di salah satu mal di kota Depok.
Saat Viona melangkahkan kaki keluar rumah, cuaca masih cerah. Namun, 30 menit kemudian, ketika sepeda motor Viona sudah memasuki wilayah Lenteng Agung, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya.
Pakaian Viona basah kuyup. Tapi perjalanan sudah cukup jauh. Sementara Rangga sudah menanti Viona di mal. Viona tidak mau mengecewakan Rangga, karena dialah yang meminta pertemuan itu.
Akhirnya Viona sampai di tempat tujuan. Baju dan celananya basah kuyup. Begitu pula sepatu dan tasnya. Viona meminta Rangga menemaninya membeli baju dan celana baru di mal tersebut. Setelah berkeliling, akhirnya Viona mendapatkan celana jins murah seharga Rp.75.000,- dan kaos seharga Rp.25.000,-. Harga yang cukup murah. Kaos warna hitam bergambar kero-keropi itu adalah pilihan Rangga. Viona dengan senang hati memakainya.
Rangga mengajak Viona masuk ke salah satu Restaurant junk food agar ia bisa memperbaiki laptop Viona. Viona memilih menu nasi goreng untuk mengisi perutnya yang kelaparan siang itu. Sedangkan Rangga memilih untuk mencoba menu es ketan merah. Setelah sekian lama mencoba, laptop Viona tak juga bisa diperbaiki. Akhirnya Viona bosan dan memilih mengajak Rangga untuk berkeliling mal. Mereka memutuskan untuk main Timezone.
Mereka memainkan beberapa permainan. Rangga lucu sekali. Hari itulah untuk pertama kali Viona merasa sangat nyaman berada di dekat Rangga. Karena pria ini sangat manis, selalu menjaga dan melindungi Viona.
Kemanapun Viona melangkah, Rangga ada di sampingnya, melindunginya ketika akan menyebrang jalan, atau sekedar turun dari eskalator.
Hari semakin sore, tapi hujan tak juga reda. Viona dan Rangga memutuskan untuk masuk ke sebuah cafe. Mereka memesan kopi dan roti isi daging. Sebenarnya rasa roti itu tidak terlalu enak, tapi makan sepiring berdua Rangga itulah yang menyebabkan suasana terasa istimewa.
Mereka berbincang tentang banyak hal, tapi Viona lebih suka diam sambil menatap wajah Rangga yang sangat tampan. Senyumnya mengembang sempurna, lesung pipit di pipinya menambah pesonanya. Rangga mempunyai aura yang sangat indah. Berada di dekatnya sangat menyenangkan.
Kopi...... Rangga sangat suka kopi. Minuman inilah yang setiap pagi dan malam hari menemani hidup Rangga. Tapi dia tidak pernah merubah seleranya, dia hanya suka kopi hitam. Viona pun penggemar kopi, tapi Viona selalu bereksperimen mencoba jenis-jenis kopi baru. Maka sejak kedekatannya dengan Rangga, Viona sudah mencoba banyak jenis kopi mulai dari espreso, cappucino, cafe late, machiano, toraja, java arabica, avocado coffee, thai coffee, kopi tubruk, kopi ginseng dan berbagai jenis kopi yang tidak diingat namanya.
Hujan dan kopi adalah perpaduan yang sempurna. Namun, bisa dirumuskan sebagai berikut hujan + kopi = Rangga. Itualah rumus matematika cinta Viona pada Rangga. Tapi masih ada lagi, inilah rumus kimia cinta Viona pada Rangga
Hujan plus kopi
sama dengan R A N G G A
Hari semakin larut, namun hujan tidak juga berhenti. Viona dan Rangga memutuskan untuk pulang. Sebenarnya Rangga mau mengantar Viona pulang, tapi apa daya Viona sudah membawa motor sendiri. Rangga hanya bisa mengantarkan Viona sampai ke parkiran.
Jaket dan helm Viona basah kuyup, gadis itu kebingungan. Bagaimana dia bisa menempuh perjalanan pulang ke rumah dengan jaket dan helm yang basah. Akhirnya Rangga berinisiatif meminjamkan jaket miliknya, tapi Viona menolak. Viona berangkat pulang ke rumah tanpa memakai jaket, sedangkan helm di kepalanya basah. Sungguh penderitaan panjang yang harus dihadapinya, padahal jarak dari mal ke rumahnya lumayan jauh.
Sebelum pulang Rangga menepuk punggung Viona, dengan tatapan cemas Rangga berkata "hati-hati ya di jalan."
Saat itulah semua rasa dingin dan lelah mendadak sirna dari tubuh Viona. Yang ada hanyalah rasa bahagia, bisa bersama Rangga seharian itu.
Hari-hari berlalu begitu indah untuk hubungan Rangga dan Viona.
Mereka sering pergi bersama, menghabiskan waktu untuk makan, nonton atau sekedar melihat-lihat buku ke toko buku.
Rangga adalah tipe pria yang menyenangkan. Dia tidak marah atau bosan bila diajak Viona berbelanja baju atau sepatu wanita. Justru Rangga sering memilihkan baju yang tepat untuk Viona.
Viona tidak pernah bosan pergi bersama Rangga. Makan sepiring berdua, dan minum kopi susu di gelas yang sama rasanya sangat romantis. Kemana pun Viona mau pergi, Rangga tidak segan untuk menjemput dan mengantarkan Viona pulang. Naik motor berdua bersama Rangga rasanya sungguh mengasyikkan. Viona merangkul pinggang Rangga. Rangga selalu memelankan laju motornya, dia selalu menjaga Viona.
Viona yang manja, selalu menggandeng tangan Rangga. Semua orang pasti mengira mereka berpacaran. Gosip dan isu pun menyebar luas. Tapi sudah sekian lama Viona menanti, Rangga tak kunjung jua menyatakan perasannnya. Viona mulai ragu pada perasaan Rangga. Seringkali ia bertanya dalam hati "Sebenarnya Rangga suka sama aku nggak sih?"
Viona selalu meminta pendapat teman-temannya. Ada yang mengusulkan agar Viona menyatakan perasaan duluan kepada Rangga, tapi ada juga yang mengusulkan agar Viona bersabar.
HTS = Hubungan Tanpa Status.
Begitulah citra hubungan Rangga dan Viona.
Bulan terus berganti, lama-kelamaan Viona mulai letih. Rangga tak pernah ada kabarnya, dan Viona enggan menghubunginya duluan.
Viona masih selalu menanti, sesekali membuka facebook Rangga, atau melihat di yahoo messenger barangkali Rangga online dan mereka bisa mulai percakapan lagi. Tapi Rangga tak juga muncul. Dia seperti hilang, menjauhkan diri dari Viona.
Suatu hari, Mira datang. Mira adalah teman lama Viona. Mira melihat kegetiran di wajah Viona, lalu dia pun bertanya ada apa dengan Viona.
"Hari ini hujan turun lagi, aku duduk disini di kafe yang sama waktu aku bersama Rangga. Aku memesan kopi yang sama. Aku kangen Mir, kangen sama Rangga. Udah lama banget gak ketemu Rangga."
Tiba-tiba air mata Viona jatuh di pipinya. Viona menangis karena menahan rasa rindu yang begitu dalam pada Rangga.
Tercetus ide di kepala Viona untuk bertanya pada temannya ini. Sebenarnya Viona tidak percaya pada ramalan dan dia pun tahu kalo percaya ramalan itu dosa, Tapi dia hanya ingin tahu perasaan Rangga yang sebenarnya pada dirinya. Mira pun bercerita panjang lebar pada Viona. Sebenarnya selama ini Rangga sayang pada Viona, tapi Viona tidak peka. Viona terlalu sibuk menceritakan masa lalunya, padahal Rangga ada disitu bersamanya. Rangga juga sadar kalau Rangga tidak pantas buat Viona. Ada perbedaan kelas antara mereka berdua. Rangga merasa Viona tidak mungkin bisa menerima keadaan itu. Sehingga Rangga memutuskan untuk mundur dari hidup Viona.
Rangga sudah menikah. Viona mendengar kabar itu dari teman SMA nya. Viona sedih sekali. Dia menyesal mengapa dulu tidak sempat mengatakan perasaanya pada Rangga. Padahal Viona ingin sekali mengatakan "Aku sayang kamu Rangga.'
Hari ini hujan turun lagi, Viona menatap perih ke teras rumahnya. Pohon mawar yang Viona tanam tahun lalu di teras rumahnya tahu lalu kini sudah berbunga. Bunganya terkulai lemah diterpa angin dan air hujan. Bunga itu seakan tiada bergairah, padahal ia baru saja mekar. Bunga itu seakan menyesal mengapa kuncupnya terlambat merekah.
Hujan ini selalu mengingatkan Viona pada sosok RANGGA. Hujan ini membuat Viona sangat rindu.
THE END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar