Selasa, 14 Juni 2011

Belajar Mengendalikan Emosi

Hidup itu memang menggelitik, kadang juga romantik. Dinamikanya penuh dengan intrik, sering terkesan eksotik.
Segala sesuatu yang nampak indah di awal, namun sering berakhir dengan menyakitkan.
Sebaliknya sesuatu yang terkesan buruk, sering berbuah keindahan.
Setiap cerita punya skenario, ada sutradara yang mengaturnya. Kita sebagai pemain hanya bisa berperan sesuai dengan peran kita masing-masing. Apa pun perannya Tuhan pasti punya rencana yang indah. Dia tahu peran apa yang terbaik untuk kita. Dia juga tahu bagaimana skenario yang tepat untuk sebuah episode dalam kehidupan kita. Tuhan...... Dia lah yang Maha mengetahui. Dia lah sutradara hidup kita.


Menurut sebuah buku, Takdir adalah “Segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah untuk mahluk-Nya.” Semua yang berada di bumi, langit serta isinya di ciptakan oleh Allah. Dan seiring dengan penciptaan mereka, Allah juga telah memberikan suatu aturan, lakon atau cerita untuk diri mereka masing-masing. Dan cerita inilah menurut buku yang saya baca disebut takdir. (QS. Al Qamar : 49). Cerita manusia dari lahir sampai dia diakhirat nanti telah Allah tentukan sedit-detilnya, dan dicatat dalam kitab Lauhul Mahfudz. Dan segala sesuatu telah ditentukan oleh takdir apakah dia akan berperan sebagai Raja, Sopir, atau bahkan penjahat sekalipun. (QS. Al Hijr : 21). Dan takdir yang telah ditentukan Allah tidak dapat diubah lagi sampai hari kiamat nanti (QS. Faathir : 43). Jadi semua tingkah laku kita sudah “diprogram” oleh Allah, bahkan sedetik kemudian langkah kita akan berlaku apa sudah ditentukan Allah, bahkan jauh sebelum kita diciptakan oleh Allah (QS. Al Hadiid : 22 – 23) . (Buku : Ya Allah, Tolong Aku Karya A.K penerbit Quanta Hal 140-153). 


Permasalahannya adalah takdir manusia atau dalam hal ini saya sebut sebagai skneraio hidup manusia itu berbeda-beda. Ada orang yang terlahir dengan fisik yang sempurna, keluarga yang mapan dan otak yang cerdas. Sebaliknya ada manusia yang terlahir dengan kondisi fisik yang sakit, punya kelainan atau kurang sempurna, ekonomi keluarga yang sulit bahkan ada yang terlahir dalam keadaan memiliki keterbelakangan mental.


Bagimanakah menghadapinya?
Saya teringat dua orang ibu yang sangat luar biasa, yang selalu menjadi inspirasi buat saya, yang menjadi kekuatan dalam keterpurukan saya. Energi mereka seperti mengalir ke dalam jiwa saya. Tanpa bertatap muka dengan mereka, namun saya bisa merasakan semangat mereka menjaga putera-puterinya yang luar biasa.
Persahabatan yang terjalin dalam waktu singkat antara saya dan mereka, nampaknya menjadi sebuah fondasi yang kuat bagi iman dan mindset saya.


Mengapa demikian?
Karena saya merasa bahwa inilah cara Tuhan menjawab doa-doa saya. Saya yang dulu sering merasa kurang, hidup penuh dengn masalah kemudian tersadar betapa kecilnya diri saya dibandingkan mereka. Saya yang dulu sering mengeluh kemudian merasa bersyukur untuk semua hal indah dalam hidup saya.


Bu Dian (bukan nama sebenarnya) berasal dari keluarga dengan ekonomi sederhana. Bu Dian mempunyai seorang anak bernama Tiara (bukan nama sebenarnya), Tiara terlahir dengan fisik yang kurang sempurna sehingga Tiara harus menjalani operasi jantung di waktu bayi. Operasi jantung Tiara sudah cukup menjadi beban untuk keluarga bu Dian, tapi pertolongan Tuhan selalu datang di saat yang tepat. Melalui sebuah program acara di televisi, Tiara bisa operasi jantung dengan harga yang sangat murah.
Masalah Tiara tidak berhenti sampai disini, Tiara juga mempunyai kelainan tulang belakang yang cukup parah untuk anak seusianya. Tindakan operasi pun belum tentu bisa dokter lakukan mengingat kondisi jantung Tiara yang lemah dan usianya yang sangat muda. Tiara pun tidak seperti anak-anak kecil seusianya. Dia..... sangat polos.... sangat lugu. Teman-teman seusianya pun tidak mau bermain dengannya.
Sungguh hati ibu mana yang akan kuat menghadapi situasi ini. Bu Dian selalu menjadi alasan saya untuk bersyukur dan berpikir keras untuk selalu berkomitmen untuk meluangkan waktu saya untuk sebuah organisasi sosial. Bu Dian itu sangat hebat.... ya.... She is a very strong Lady, stronger than Margareth Teacher.


Dan cerita lain datang dari bu Siska (bukan nama sebenarnya).... bu Siska adalah wanita Sumetra berparas tegas, lugas terkadang nyablak. Bu Siska adalah tipe orang yang terlihat sangat oke atau terkesan baik-baik saja di luar, namun siapa tahu, kalau ternyata kehidupan pribadinya penuh dengan lika-liku. Saya rasa penyakit asthma bukan masalah yang dianggapnya sangat menyiksa. Tetapi kondisi Sita (bukan nama sebenarnya) pasti adalah hal yang sangat menyesakkan hatinya. Ya...saya tahu itu, saya paham sekali, meskipun dia tidak pernah menangis atau mengeluh kepada saya. Sita adalah penderita kelainan tulang belakang yang cukup parah, berkali-kali Sita melakukan operasi tulang belakang yang memakan banyak biaya. Namun, sepertinya Tuhan masih sayang dan menguji kesabaran Sita, saat Sita akan menjalani operasi tulang belakangnya yang ke sekian, ternyata dokter menemukan bahwa Sita mempunyai tumor otak. Berkali-kali pula Sita menjalani operasi, berhari-hari Sita berada dalam perawatan medis. Ekonomi keluarga pun menjadi lemah.Terakhir kali saya bertemu Sita, tubuhnya sangat kaku, tidak ada ekspresi dari wajahnya. Dia hanya bisa mengeluarkan kata-kata yang tidak jelas, dan duduk tak berdaya di kursi rodanya. Tetapi alhamdulillah sekarang kondisinya sudah membaik. Sekali lagi, ini berkat pertolongan Tuhan.
Bu Siska..... even I think you're an angel...... you have to know that I admire you so much.


Bu Dian dan Bu Siska...... you're my great inspiration.
Kalian selalu menjadi alasan untuk saya bersyukur bahkan dalam kondisi yang sangat tidak menguntungkan dalam hidup saya sekalipun. Terima kasih ya sudah mau berbagi banyak hal dengan saya. Maaf...... saya belum bisa berbuat banyak untuk kalian..... Tapi saya janji, saya akan ingat selalu dengan Tiara dan Sita.


Inilah takdir..... Semua sudah direncanakan sedemikian rupa oleh Tuhan. Hanya orang-orang terpilih lah yang bisa mendapatkan anugerah yang besar dari Tuhan. Tetapi alangkah naif nya jika kita hanya bisa menghela nafas mendengar kisah ini. Tuhan tidak butuh helaan nafas kita, atau ekspresi sedih dari wajah kita. Tapi Tuhan butuh action kita atas kejadian-kejadian menyedihkan di sekitar kita. Tuhan juga ingin kita selalu belajar untuk mengendalikan emosi kita sebaik mungkin. Jangan lah terlalu bersedih atas masalah dalam hidpmu, karena suatu saat nanti kau akan bahagia. Sebaliknya janganlah terlalu bahagia atas kenikmatan dalam hidupmu sebab suatu saat akan tiba masanya Tuhan mengujimu dengan kesedihan.


I'm learnig...... yes I do......
Saya hanya sedang belajar untuk menjadi lebih bijaksana, mengambil hikmah dalam setiap kejadian........




This is what I'm thinking in my mind. Based on true story. Sorry for unacceptable words.


Regards



3 komentar:

  1. hayo hayo...cek blog saya, ada award nih ;)
    http://nisrinabile.blogspot.com/2011/05/inspiration-award.html

    BalasHapus
  2. Hwekekek prolognya keren..
    Dita yang tidak pernah libur bermaksud untuk menghibur semoga Anda tidak kabur karena ceritanya sedikit agak ngawur hwakakak..

    eniwei inspiratif juga tulisannya buat pembaca Oon seperti saya..
    Perubahan seperti apapun, pasti membutuhkan konsistensi dan komitmen..
    Perubahan sebaiknya tidak berdasar atas sesuatu apapun,tapi karena kita harus untuk kita yg lebih baik.
    Sukses buat realisasi The New Dita..
    Vivaat..!!

    regards,
    b!

    BalasHapus